Setelah Bali dan Bekasi, PUPR Mulai Ujicoba Aspal Plastik di Sulawesi Selatan
Maros – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melanjutkan uji coba penggunaan aspal campuran limbah plastik atau yang biasa disebut aspal plastik di Jalan Dakota akses Bandara Lama Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Uji cobanya sendiri baru dilakukan sepanjang 100 meter.
Hal ini dikonfirmasi Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR Deded P. Syamsudin, Rabu (25/10) kemarin. Deded mengatakan teknologi pencampuran limbah plastik dengan aspal ini sudah dilakukan pada Selasa (24/10).
Sebelum uji coba aspal, ia menyatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi proses pencampuran aspal bercampur limbah plastik di Asphalt Mixing Plant (AMP) yang ada di Maros. Menurutnya, aspal plastik sebenarnya bukan suatu teknologi yang canggih dan tidak membutuhkan alat baru apapun.
“Pencampurannya tidak memerlukan penggunaan teknologi khusus dan alat baru, sehingga dapat dilakukan oleh perusahaan AMP mana pun,” katanya.
Adapun Deded juga menjelaskan bahwa komposisi limbah plastik kresek sebagai bahan campuran aspal dilakukan dengan komposisi enam persen. Campuran limbah plastik tersebut, imbuhnya, memang tidak boleh melebihi kadar enam persen, sebab dapat memengaruhi kualitas aspal bahkan bisa membuatnya menjadi mudah retak.
“Plastik ini meningkatkan kinerja aspal terhadap air sehingga tahan retak. Tetapi kalau (kadar plastik) terlalu banyak, malah mudah retak. Aspal dengan campuran plastik juga aman terhadap panas dan tidak mudah meleleh. Biasanya, suhu permukaan aspal hanya berkisar 55 derajat Celcius. Sementara itu, untuk membuat plastik meleleh dibutuhkan suhu di atas 100 derajat Celcius,” jelasnya.
Meminjam hasil uji laboratorium Pusat Litbang Jalan Kementerian PUPR 2017, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik ternyata menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen. Selain itu, lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.
“Penggunaan limbah plastik juga sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan, bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan,” katanya.
Malah ketika dihampar sebagai aspal panas, suhunya saat diukur 150-180 derajat Celcius. Ini artinya plastik tidak terdegradasi dan masih jauh dari batas degradasi sampah, yaitu 250-280 derajat Celcius atau suhu yang menyebabkan plastik mengeluarkan racun.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sebelumnnya juga pernah menyatakan bahwa teknologi aspal plastik ini diharapkan dapat mereduksi sampah plastik sekaligus dapat menarik manfaat ekonomi untuk dijadikan bahan campuran aspal.
“Kami bersama Kemenko Kemaritiman terus mendorong dan mengawal pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Termasuk melibatkan Kementerian Perindustrian dan SMK untuk pengembangan mesin pencacahnya,” kata Basuki, beberapa waktu lalu.
Kementerian PUPR juga pun telah melakukan ujicoba penghamparan aspal plastik di daerah lain seperti di Bali dan Bekasi. Selanjutnya akan dilakukan di rest area jalan tol Tangerang-Merak dan Depok.
Pemanfaatan Aspal Buton
Selain aspal plastik, Kementerian PUPR juga telah memanfaatkan penggunaan material aspal Buton sebagai upaya mengurangi ketergantungan aspal minyak impor. Penggunaan aspal Buton ini dinilai menjadi alternatif pengganti aspal minyak.
Aspal jenis ini bahkan sudah digunakan di jalan nasional di Kabupaten Pangkep, Sulsel. Pasalnya aspal buton alias asbuton ini dapat diaplikasikan untuk ruas-ruas jalan yang melayani lalu lintas sedang dan berat. Penggunaan Asbuton pada campuran beraspal pun bertujuan meningkatkan kualitas campuran.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: