Fenomena Jungkir Baliknya Industri Ritel Indonesia dan Dunia
Jakarta – Fenomena industri ritel Indonesia nampaknya sedang mengalami penurunan, dalam beberapa bulan ini secara bergantian ada sejumlah ritel yang mulai menutup usahanya. Dimulai dari tutupnya gerai 7-Eleven, lalu Matahari Department Store yang menutup dua gerainya. Belum lagi Ramayana dan yang baru ini Lotus Department Store serta rencana penutupan gerai Debenhams.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong angkat bicara menanggapi fenoma yang terjadi belakangan ini terhadap industri ritel. Lembong menjelaskan bahwa industri ritel di dunia pun sedang jungkir balik atau mengalami running upside down.
Menurut Lembong bahwa fenomena ini sama seperti yang terjadi di Eropa, AS dan seluruh dunia, industri ritel sedang amburadul dan sedang mengalami proses pergeseran. Ia pun mengutip Reuters, dimana Perusahaan Wal-Mart menutup Walmart Expressnya di 269 lokasi di Amerika. “Ini karena biaya operasional yang terlalu tinggi namun tidak sesuai dengan pendapatan,” kata Lembong dalam paparan realisasi investasi di kantor BKPM, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Lebih lanjut Lembong mengatakan hal yang sama juga terjadi di Indonesia, banyaknya toko ritel yang tutup di Indonesia terjadi karena adanya pergeseran belanja dari offline ke online. Menurut dia di Indonesia itu belanja online masih terbilang kecil dibandingkan transaksi secara langsung. “Masyarakat belanjanya mulai bergeser dari offline ke online. Mungkin bisa dipakai istilah kecil tapi pedas ya, sektornya kecil tapi dampaknya bisa berkali lipat,” imbuh dia.
Selain itu Lembong menyebutkan, bahwa fenomena belanja atau delivery online juga turut mempengaruhi. Dia mencontohkan misalnya Grab, Uber, Gojek atau belanja online bisa pengaruh ke kebiasaan belanja. Lembong menjelaskan ia percaya orang jadi malas untuk pergi jauh, karena panas, macet untuk sekedar pergi ke Glodok atau Mangga Dua beli peralatan komputer. “Sekarang tinggal pencet-pencet saja dan bayar, selesai diantar ke rumah, meskipun masih kecil tapi dampak transformatif ke pola konsumtif belanja bisa dahsyat,” ujar dia.
Dalam paparannya Lembong juga menjelaskan, pergeseran pola konsumsi masyarakat kini tidak lagi ke barang atau benda, namun lebih ke pengalaman seperti berpetualang atau liburan. “Sekarang yang bikin bergengsi itu selfie, wefie di tempat wisata, bukan lagi barang,” jelas dia.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: