Jokowi Masuk 20 Besar Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia
Jakarta – Di dalam situs www.themuslim500.com The Royal Islamic Strategic Studies Centre merilis daftar terbaru 500 tokoh Muslim tahun 2018 yang paling berpengaruh di dunia . Dalam menentukan tokoh yang berpengaruh, themuslim500.com menggabungkan kombinasi matriks sosial, opini publik, dan pendapat para ahli.
Pengaruh yang diberikan bisa berupa pemahaman keyakinan religi yang biasa dilakukan para pemuka agama ataupun melalui kebijakan sosial ekonomi hingga seniman yang membentuk budaya populer. Pada intinya adalah membuat perubahan signifikan bagi kaum Muslim dunia.
Dari daftar tersebut terdapat tiga tokoh asal Indonesia masuk dalam 50 besar. Mereka adalah Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Pengusur Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan kiai karismatik asal Pekalongan Luthfi bin Yahya. Ketiganya telah masuk dalam daftar sejak tahun 2017, hanya saja terjadi perubahan peringkat.
Jokowi yang semula menempati peringkat ke-13 pada tahun lalu, kini ada di urutan ke-16. Begitu juga Said Aqil yang pada tahun lalu berada di peringkat ke-20, kini di posisi ke-22. Din Syamsuddin yang sebelumnya ada di posisi ke-44 tahun 2016, kini naik di posisi ke-41. Sementara Luthfi bin Yahya juga mengalami kenaikan peringkat dari ke-48 menjadi ke-45.
Dalam laporannya, themuslim500.com menyebut Jokowi merupakan pemimpin yang populis yang tak memiliki dukungan dari kelompok religius dan tak berasal dari latar belakang militer atau elite politik. Di situs itu juga mencantumkan keberhasilan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Jokowi disebut menjalankan pemerintahan yang bersih dan berhasil membuat perubahan dalam menyediakan transportasi publik dan pengendalian banjir.
Selain itu Kemenangan Jokowi di Pemilu Presiden 2014 dan kebiasaannya blusukan juga disinggung dalam laporan tersebut. Terakhir, dituliskan juga bahwa masyarakat Indonesia mempunyai harapan yang tinggi kepada Jokowi dalam memimpin Indonesia.
Sementara Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU menurut situs themuslim500.com dianggap mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan pemberantasan kemiskinan dalam organisasi NU. Selain itu, di bahwa kepemimpinan Aqil, NU juga menjadi model dari Islam tradisional.
Sedangkan Luthfi bin Yahya dilaporkan sebagai Ra’is ’Amm Jam’iyyah Ahlu Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyah, Ketua MUI Jawa Tengah, dan pemimpin spiritual tarikah Ba Alawi di Indonesia. Ba Alawi adalah para keturunan Nabi yang bermigrasi dari Hadramaut di Yaman pada masa awal sejarah perkembangan Islam. Kelompok ini berperan besar dalam menyebarkan Islam ke Timur Jauh, termasuk Indonesia dan Malaysia. Luthfi sendiri dianggap sebagai Muslim berpengaruh karena membangun sekolah dan masjid di Indonesia. Ia juga mempunyai jutaan santri.
Dalam situs themuslim500.com The Royal Islamic Strategic Studies Centre menilai untuk pemilihan Din Syamsuddin sebagai salah satu muslim berpengaruh di dunia karena rekam jejaknya sebagai salah satu tokoh besar Islam di Indonesia. Dia pernah memimpin PP Muhammadiyah pada tahun 2005-2015. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah disebut semakin berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia melalui pembangunan rumah sakit, sekolah, hingga panti asuhan. Din pun dinilai aktif dalam mengembangkan dialog antar keyakinan hingga menjadi Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP).
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: