Connect with us

Indeks Persepsi Korupsi 12 Kota di Indonesia, Jakarta Utara Terbersih, Medan Terkorup

Indeks Persepsi Korupsi 2017, Jakarta Utara terbersih, Medan Terkorup(Ilustrasi)

Jakarta – Transparency International Indonesia (TI) mengeluarkan hasil survei Indeks Persepsi Korupsi terhadap 12 kota di Indonesia. Dalam menyusun survei itu, TI menggunakan metodologi survei wawancara kepada 1.200 responden di 12 kota, dalam waktu pengambilan sejak Juni sampai Agustus 2017.

Manajer riset TI Wawan Heru mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan, Jakarta Utara menjadi kota paling bersih dari korupsi, berbanding terbalik, Medan disebut sebagai daerah yang paling korup. Jakarta Utara memperoleh skor 73,9, sedangkan Medan 37,4. “IPK 2017 menghitung skor berdasarkan survei di 12 kota Indonesia, di mana dengan rerata skor 60,8 dengan indeks 0 berarti paling korup dan 100 paling bersih, maka Jakarta Utara mendapat skor 73,9 dan terendah Medan dengan skor 37,4,” kata Wawan, Rabu (22/11/2017).

Wawan menambahkan bahwa dengan penyusunan IPK, prevalensi korupsi di poin 53,9 dari seberapa sering perilaku suap-menyuap serta penyalahgunaan wewenang yang melibatkan pelaku usaha dan penyedia layanan atau pemerintah. “Selain Jakarta Utara dan Medan, kota lainnya yakni Pontianak 66,5; Pekanbaru 65,5; Balikpapan 64,3; Banjarmasin 63,7; Padang 63,1; Manado 62,8; Surabaya 61,4; Semarang 58,9; Bandung 57,9; Makassar 53,4. Masing-masing kota average data berdasarkan pertimbangan persebaran skala perusahaan dan sektor industri domestik maupun bruto nasional,” papar Wawan.

Selanjutnya Wawan menjelaskan ada 6 indikator yang dijadikan penilaian dalam IPK 2017 di 12 kota. Hasil survei menemukan 17 persen pelaku usaha di 12 kota pernah gagal dalam mendapatkan keuntungan karena pesaing memberikan suap kepada penyedia layanan atau pemerintah kota. “Berdasarkan pengukuran kota dengan persentase suap tertinggi adalah Bandung sebesar 10,8 persen dari total biaya produksi. Sementara kota dengan persentase biaya suap terendah adalah Makassar sebesar 1,8 persen. Di mana perhitungan rerata alokasi suap dari perusahaan kepada pelayanan publik,” jelas Wawan.

Sementara itu menurut Wawan, untuk sektor lapangan usaha, perusahaan penyedia air minum dinilai paling tinggi dalam hal potensi suap. Selain itu, sektor yang paling terdampak korupsi adalah perizinan, pengadaan, dan penerbitan kuota perdagangan. “Di kalangan pelaku usaha, sektor air minum dengan skor 4,1 menjadi sektor lapangan usaha yang dinilai paling tinggi potensi suapnya dibandingkan dengan perbankan dan kelistrikan dan sektor perizinan paling terdampak korupsi,” lanjutnya.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya