Genjot Wisata Kapal Pesiar, Banyuwangi Tingkatkan Fasilitas Pelabuhan
Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi terus meningkatkan fasilitas dan kapasitas Pelabuhan Tanjungwangi demi menarik perhatian turis mancanegara yang datang dengan kapal pesiar. Sebagaimana diketahui, dua hari lalu, Jumat (24/11), Banyuwangi kedatangan Kapal Pesiar MV Silver Discoverer untuk kedua kalinya.
Kapal pesiar ini membawa 182 orang penumpang, terdiri dari wisatawan juga kru kapal. Kapal yang berbendera Kepulauan Bahama dan memiliki panjang 102,96 meter ini sebelumnya pernah bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi pada 20 Oktober 2016 lalu.
PLT Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan hampir 30 persen wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi memang melalui jalur laut dan menggunakan kapal. Maka dari itu ia terus mendorong kelengkapan fasilitas pelabuhan dan berharap akan semakin banyak kapal pesiar yang berlabuh di Banyuwangi.
“Wisatawan terbanyak masuk melalui stasiun menggunakan kereta yaitu sekitar 40 persen dan ada yang jadi dari bandara dan juga pelabuhan. Karena wisatawan yang menggunakan kapal pesiar ini hanya 10 jam di Banyuwangi jadi kita cari tempat wisata yang sesuai. Dan di sini banyak pilihannya ada Ijen, perkebunan, wisata kopi dan juga atraksi. Untuk pemerintah Kabupaten Banyuwangi tentu akan melengkapi fasilitasnya,” jelas Bramuda.
Adapun kedatangan MV Silver Discoverer tersebut, lanjut Bramuda, baru permulaan saja. Menurutnya, jika marina di Pantai Boom dibuka, maka jumlah wisatawan asing yang datang melalui pelabuhan jumlahnya tentu akan bertambah.
“Jika kapal ini membawa seratus orang, nanti jika kapalnya lebih besar bisa berisi seribu sampai dua ribu orang. Jadi fasilitasnya yang akan segera kita lengkapi,” jelasnya kembali.
Terpisah, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Wangi, Lina Ratnasari menjelaskan bahwa Banyuwangi memiliki potensi peningkatan jumlah kunjungan kapal pesiar. Untuk itu ia berharap adanya jalinan komunikasi dan kerja sama antara pihak agen kapal, Kementerian pariwisata melalui Dinas Pariwisata Banyuwangi, dan Pelindo III agar bisa menarik kunjungan kapal pesiar ke Banyuwangi.
“Perlu ada promosi wisata Banyuwangi saat ada event kapal pesiar internasional. Apalagi destinasi wisata di Banyuwangi cukup unik dan beragam,” jelasnya.
Saat ini, Pelabuhan Tanjungwangi telah menerapkan standar keamanan ISPS Code dengan panjang dermaga 120 meter dari total panjang dermaga umum yaitu 543 meter. Sedangkan kedalaman kolam mencapai 12 hingga 14 meter.
“Dengan standar tersebut kita bisa menerima kunjungan kapal berbendera asing hingga mencapai ukuran 200 meter atau lebih,” imbuh Lina.
Puluhan wisatawan melakukan perjalanan wisata selama 10 jam di Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan Gunung Ijen dan Perkebunan Kaliklatak, serta menikmati atraksi seni yang ada di kabupaten yang dijuluki Sunrise of Java ini.
Saat turun dari kapal, mereka disambut dengan tari Gandrung khas Banyuwangi. Nahkoda kapal, Capt Kilas Thomas Pirot pun mendapatkan kalungan bunga serta mengenakan Udeng, penutup kepala laki-laki khas Suku Using.
Kapal pesiar itu tiba di Banyuwangi setelah berangkat dari Pulau Komodo (NTT) dan Benoa (Bali) dan akan singgah juga di Sumenep, Sulawesi, dan terakhir di Singapura. Dengan perjalanan memakan waktu satu minggu. Untuk bisa berlibur dengan kapal pesiar tersebut, wisatawan harus merogoh kocek 10 ribu dolar AS atau setara dengan 130 juta rupiah.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: