Connect with us

Credit Suisse: Kekayaan Global Meningkat, Generasi Milenial Justru Tak Beruntung

ilustrasi generasi milenial

Jakarta – Credit Suisse Research Institute telah mengeluarkan laporan terbaru Global Wealth Report 2017. Dalam laporannya, tingkat kekayaan global disebutkan meningkat sebesar 30% sejak krisis keuangan global dimulai 10 tahun lalu.

Adapun dalam 12 bulan terakhir hingga pertengahan 2017, kekayaan global dinyatakan tumbuh lebih cepat dengan rata-rata kekayaan per orang dewasa mencapai rekor tertinggi baru. Di Indonesia sendiri, kekayaan rumah tangga tumbuh 4,4 persen menjadi USD1,8 triliun. Tak hanya itu, kekayaan rumah tangga juga diproyeksikan meningkat menjadi 8,7% per tahun dalam lima tahun ke depan menjadi USD2,8 triliun pada 2022 mendatang.

Bila diukur dalam rupiah, kekayaan per orang dewasa telah naik lebih dari enam kali lipat selama periode 2000-2017 menjadi USD11 ribu. Depresiasi nilai tukar sebesar 32% sejak tahun 2010 telah menyebabkan kekayaan per orang dewasa naik lebih lambat dalam ukuran dolar AS. Namun, kekayaan per orang dewasa dalam dolar AS telah meningkat lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2000.

Di Indonesia, 88% aset kotor merupakan aset riil. Utang pribadi rata-rata hanya menyumbang 7% aset kotor di Indonesia.

Saat ini ada sekitar 110.000 jutawan di Indonesia (diukur dalam dolar AS) dan 868 individu berkekayaan bersih ultra tinggi (Ultra High Net Worth Individual/UNHWI). Angka ini diperkirakan meningkat lebih dari 10% setiap tahunnya, dalam lima tahun ke depan menjadi 180.000 jutawan dan 1.400 UNHWI pada 2022 mendatang.

Generasi Milenial Tak Beruntung
Hanya saja, kaum milenial seperti di negara Amerika Serikat dan Jerman, berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam memulai kehidupan di awal dewasa mereka. Generasi milenial menghadapi langsung krisis modal akibat krisis keuangan global. Mereka juga menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi dan timbul setelah krisis, harga properti yang meningkat, dan kenaikan utang mahasiswa yang cukup besar.

Posisi ini, masih dalam laporan tersebut, membuat generasi milenial harus lebih berhati-hati dalam mengelola rasio utang terhadap pendapatan mereka karena lebih tinggi dari generasi sebelumnya.

Meski demikian, prospek global secara keseluruhan untuk milenial adalah mereka tidak hanya akan mengalami tantangan yang lebih besar dalam membangun kekayaan mereka di masa depan. Namun juga akan terus menghadapi ketidasetaraan kekayaan yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya