Diwarnai Enam Gol, Pertandingan Ibarat Lukisan Mahal
London – Layaknya sebuah final, pertandingan antara Arsenal kontra Liverpool semalam mendapat apresiasi tinggi dari media-media segmen sepakbola. Tak cuma lantaran menghasilkan enam gol, pertandingan lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-19 yang dimainkan di Emirates Stadium, Sabtu dini hari (23/12) tersebut juga sarat akan drama dan ketegangan. Pertandingan pun berakhir dengan skor imbang 3-3.
Meski berstatus tandang, Liverpool mungkin yang paling kecewa. Pasalnya The Reds, julukan Liverpool, sempat unggul dua gol lebih dulu. Namun tuan rumah Arsenal berbalik di atas angin ketika berhasil mengubahnya menjadi 3-2. Beruntung Liverpool kemudian bisa menyamakan kedudukan kembali dan masih membawa satu angka.
Jalannya Pertandingan
Di babak pertama bisa dibilang jadi milik tim tamu. Arsenal mungkin sempat melakukan inisiatif serangan lebih dulu. Mereka sempat mengancam saat pertandingan baru berjalan dua menit. Mesut Ozil dan Alexis Sanchez dengan apik melakukan kerjasama di sisi kiri lapangan. Umpan lalu diberikan mengarah ke Alexandre Lacazette, sayang bola tak sampai ke kaki striker tersebut dan langsung direbut Andrew Robertson.
Dua menit berselang, Arsenal kembali mendapat peluang tendangan bebas yang dieksekusi Sanchez. Namun masih nihil.
Nasib sial dialami Liverpool di menit 13. Manajer Jurgen Klopp terpaksa harus melakukan pergantian pemain dini setelah Jordan Henderson mengalami masalah dengan pahanya. Posisinya kemudian digantikan James Milner. Masuknya Milner pun sedikit mengubah permainan. Liverpool nyaris membuka skor pada menit ke-21 ketika Robertson melepaskan umpan silang ke tiang jauh dan ada Roberto Firmino yang menanduk bola ke arah gawang. Beruntung masih bisa diamankan kiper Arsenal Petr Cech.
Selanjutnya giliran Arsenal lagi yang mengancam dua menit setelahnya. Lacazette dengan cerdik mencoba memberi umpang matang ke Sanchez dengan tumitnya. Namun sang winger justru gagal menerima bola karena mampu diredam barisan belakang Liverpool.
Masuk menit ke-26, Liverpool akhirnya berhasil unggul. Aksi menawan Salah di sisi kanan membuat striker asal Mesir itu bisa memberi umpan kepada Coutinho, yang menyambar bola dengan sundulan kepalanya dan menjurus ke pojok kanan gawang. 0-1 untuk tim tamu.
Tak puas, empat menit kemudian, Liverpool kembali menekan. Sadio Mane melakukan percobaan dengan tembakan dari depan kotak penalti, untungnya bola mampu ditangkap Cech. Tak lama, Liverpool kembali berpeluang unggul andai tendangan Firmino dari sisi kiri depan kotak penalti tidak melambung tipis di atas mistar gawang.
Tekanan tak berhenti. Liverpool lagi-lagi nyaris mencetak gol kedua ketika pertandingan sudah memasuki menit ke-43. Berawal dari kesalahan dari Laurent Koscielny karena sapuannya bolanya justru mengarah kepada Salah. Sang striker langsung melepaskan tembakan, namun bola mengenai salah satu pemain lawan. Mane mampu memanfaatkan bola rebound dengan tendangan akrobatik mengguting, sayang hanya tipis di atas mistar gawang. Babak pertama berakhir.
Di babak kedua, banjir gol terjadi. Maksud hati ingin membalas gol, Arsenal malah kembali tertekan di menit awal. The Reds hampir menambah gol di menit ke-48. Salah memberi tekanan di sisi kanan dengan berusaha melewati penjagaan sejumlah pemain belakang lawan, sayangnya tendangannya dengan posisi yang cukup bebas dari dalam kotak penalti kembali mampu ditangkap Cech.
Lalu apa yang dinanti Salah akhirnya tercapai. Ia membawa Liverpool unggul lagi pada menit ke-52. Berawal dari sodoran Firmino di sisi kanan, Salah mengejar bola dan membawanya masuk ke kotak penalti. Meski dijaga dua pemain belakang, tendangan sang striker dengan kaki kirinya menjurus ke sisi kiri gawang tanpa bisa dihalau Cech. Gol, 0-2 untuk Liverpool.
Seakan terkena tamparan keras, Arsenal mengamuk. The Gunners, julukan Arsenal, merespons cepat dengan memperkecil kedudukan. Hanya berselang satu menit dari gol Salah, tuan rumah mencetak gol lewat aksi Sanchez, yang memanfaatkan umpan silang Hector Bellerin dengan menanduk bola di mulut gawang. Gol, skor berubah jadi 1-2.
Masuk ke menit 56, giliran Granit Xhaka yang menyamakan kedudukan untuk Arsenal. Umpan cantik Alex Iwobi mampu dituntaskan dengan tembakan kencang dari luar kotak penalti dan bola mengarah ke tengah atas gawang tanpa bisa dicegah kiper Simon Mignolet.
Kian panas, gemuruh stadion membahana saat dua menit berselang, Ozil membalikkan keadaan untuk Arsenal. Umpan tumit Lacazette dituntaskan playmaker asal Jerman itu dengan tembakan dari sisi kiri kotak penalti dan Mignolet kembali tak mampu menghalaunya. Skor kembali berubah 3-2.
Sontak saja kejadian lima menit ini membuat Klopp berang. Beruntung Liverpool kemudian mampu menyamakan kedudukan lagi pada menit ke-71. Firmino melepaskan sepakan kencang setelah mendapat umpan dari Emre Can dan bola menukik tajam ke gawang Arsenal tanpa bisa dimentahkan Cech. 3-3.
Setelah menit itu, kedua tim semakin panas menggencarkan serangan. Arsenal lebih dulu mengancam dengan nyaris unggul pada menit ke-77. Bellerin melepaskan tembakan kencang setelah berlari di sisi kanan kotak penalti, namun bola yang akan masuk ke dalam gawang mampu ditepis Mignolet.
Liverpool membalas. Salah nyaris mencetak gol lagi pada menit ke-88. Mendapat umpan sodoran Georginio Wijnaldum,, Pemain Mesir tersebut masuk ke dalam kotak penalti. Meski dijaga empat pemain sekaligus, dan melepaskan sepakan, masih bisa ditepis Cech.
Hingga akhirnya perjuangan kedua tim membuat gol keempat dihentikan peluit tanda selesainya pertandingan. Penonton berdiri, seakan berterima kasih atas pertunjukkan yang diberikan kedua tim. Liverpool mungkin kecewa karena sempat unggul 2-0 lebih dulu. Namun Arsenal pun juga kecewa karena sudah sempat membalikkan keadaan menjadi 3-2.
Klopp sendiri mengakui sulit bagi dirinya untuk menjelaskan kenapa timnya tidak mengalahkan Arsenal.
Dengan hasil ini, Liverpool tetap berada di peringkat keempat klasemen sementara dengan perolehan 35 poin, tertinggal 17 angka dari sang pemuncak, Manchester City. Sementara itu, Arsenal ada di urutan kelima dengan tertinggal satu angka dari The Reds.
“Sulit menjelaskan, kami seharusnya bisa tiga, empat, bahkan lima-nol sebelum kami tidak mampu menghalau crossing. Ini terasa sangat aneh,” ujar Klopp kepada BBC Sport.
“Satu poin di Arsenal adalah hasil yang bagus untuk sebagian besar tim-tim di dunia, tapi ini terasa tidak terlalu bagus untuk saat ini.”
“Kami membuat sejumlah kesalahan di masing-masing babak pertandingan, tapi ini tidak sepertinya akan menang 6-3 atau sesuatu di Arsenal. Kami tidak memanfaatkan semua peluang, tapi tiga gol seharusnya cukup. Arsenal tidak berada dalam permainan selain dari sepuluh menit,” pungkasnya.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: