Jelang Penutupan Tahun, Pertamina Beberkan Capaian Kinerja Sepanjang 2017
Jakarta – Memasuki akhir tahun 2017, PT Pertamina (Persero) beberkan sejumlah capaian kinerja perusahan sepanjang tahun 2017. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengungkapkan, di penghujung tahun 2017 ini akan ditutup dengan dengan perkiraan keuntungan (net profit) di kisaran Rp28-30 triliun atau US$13.400.
“Kita semua perlu bersyukur atas pencapaian ini, terutama di tengah kenaikan rata-rata harga minyak mentah (ICP) sebesar 29 % dibandingkan 2016 (per 3Q2017), yang belum diikuti dengan perbaikan harga jual sesuai ketetapan pemerintah,” kata Elia dalam keterangan tertulis yang diterima Fakta.news di Jakarta, Sabtu (30/12).
Disamping angka finansial, Elia mengaku, Pertamina juga menorehkan beberapa capaian yang signifikan dan membanggakan di hari ulang tahun Pertamina yang ke-60, yang meliputi perbaikan budaya Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), sektor hulu, pengolahan, megaprojek, pemasaran, dan Gas.
Elia menjelaskan, tercapainya perbaikan budaya HSSE yang ditunjukan oleh penurunan angka fatality secara siknifikan dari sebelumnya 10 menjadi 4, walau pun sebenarnya tidak boleh ada sama sekali angka fatality (zero fatality). Sementara pencapaian lainnya adalah berupa keberhasilan perusahan meraih 11 dari 19 PROPER Emas yang diberikan pemerintah tahun ini. Selain emas, Pertamina juga memborong 71 dari 150 PROPER Hijau.
“Hal ini mendapat atensi dan apresiasi dari Wakil Presiden Jusuf Kalla,” ujar Elia.
Di sektor hulu, lanjut Elia, Pertamina sejauh ini mulus dalam melakukan transisi manajemen pengoperasian Delta Mahakam, diantaranya bersama operator eksisting melakukan penegboran 14 sumur dengan waktu dan biaya yang lebih efisien.
“Dalam beberapa jam Pertamina akan mengoperasikan lapangan ini dan akan menjadi salah satu pertaruhan kredibilitas Pertamina kedepan. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita doakan agar tim hulu Pertamina dapat mengelola lapangan ini dengan excellent, menjaga level produksi atau bahkan menaikan sesuai tatakelola keteknikan dan manajemen hulu yang mumpuni,” ungkap Elia.
Selain itu, Pertamina juga telah menyelesaikan commercial terms Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang sebelumnya sempat terkatung-katung selam dua tahun lebih. Proyek ini diperkirakan membutuhkan belanja modal hingga US$ 1,5 miliar dan akan menjadi proyek gas terbesar di Asia Tenggara. Pada saatnya, JTB akan menambah business portfolio Pertamina sekaligus menambah produksi dan cadangan gas nasional.
“Di luar negeri kita patut bersyukur bahwa Pertamina kembali mendapatkan kepercayaan dari Sonatrach yang membuka kesempatan dari pertamina untuk mengelola Blok Migas baru di Algeria. Hal ini tentu akan makin menguatkan portofolio bisnis kita di manca negara,” tutur Elia.
Sementara itu, di bidang pengolahan, Pertamina telah mengimplementasikan program Sustainability Of Refinery Operation Excellence (SROE) di kilang-kilang eksisting Pertamina. Hasilnya, hingga November 2017 yield valuable product kilang kita telah mencapai 78,21 %, lebih baik dari tahun sebelumnya yakni sebesar 77,73 %.
Beberapa kilang Pertamina seperti RU VI Balongan dan RU VI Cilacap telah mampu memproduksi produk ramah lingkungan dengan kandungan sulphur di bawah 50 ppm, sesuai dengan salah satu persyaratan dalam standar Euro 4. Hal ini sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologidan aspek kepedulian Pertamina terhadap lingkungan.
“Terobosan lainnya yaitu keberhasilan kilang RU VI Balongan memproduksi avtur dengan potensi produksi sebesar 1.500 KL per hari. Dengan demikian, Pertamina berhasil menurunkan impor avtru sebesar 36 %,” pungkas Elia.
Genjot Megaprojek
Menurut Elia, untuk menjawab tantangan ketahanan energi nasional, Pertamina terus menggenjot proyek Refining Development Master Plan (RDMP) dan pembangunan kilang baru (GRR/Grass Root refinery). Ditargetkan, pada 2025 proyek ini mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 1,1 jutabarel per hari menjadi 2 juta barel per hari, dan menghasilkan BBM berstandar Euro 5.
Agar mencapai sasaran, pada November 2017 lalu, Pertamina telah membentuk anak perusahan baru yaitu, PT Kilang Pertamina Internasioal yang akan menjadi garda terdepan Pertamina dalam mengimplementasikan proyek RDMP dan menjalankan skema kerjasama strategis dengan para mitra.
“Dalam waktu dekat, salah satu proyek, yaitu RDMP Balikpapan akan segera dimulai pembangunannya (Groundbreaking). Dan ini menjadi tugas kita bersama untuk mengawal agar proyek yang nilainya sangat besar ini dapat berjalan secara on-time, on-budget, on-spec, on-revenue,” tandasnya.
Lebih lanjut, Elia mengungkapkan, di tahun 2017 untuk pertamakalinya Pertamina mendapatkan banyak apresiasi atas penyelenggaraan penyediaan BBM dan LPG di masa libur Idul Fitri lalu. Pertamina pun hadir melayani konsumen dimasa libur Natal dan Tahun Baru. Pasalnya pelayanan yang diberikan Pertamina tidak hanya berjalan lancar, namun konsumen juga mampu merasakan kita melayani dengan hati.
Di HUT Pertamina ke-60, Presiden Joko Widodo mengapresiasi keberhasilan Pertamina dalam mewujudkan energy berkeadilan bagi masyarat Indonesia de wilyaha 3 T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) melalui program BBM Satu Harga.
Hingga akhir 2017, Pertamina telah mengoperasikan 54 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga sesuai target yang ditetapkan dengan diresmikannnya 16 titik terakhir oleh Presiden Joko Widodo secara langsung pada 29 Desember 2017 di Pontianak, Kalimantan Barat.
Adapun di bisnis Gas, Elia mengatakan Pertamina terus berupaya meningkatkan kapasitas infrastruktur gas nasional melalui pengembangan jaringan-jaringan baru. Pertamina tengah melakukan pembangunan infrastruktur Pipa Grissik-Pusri, Pipa Gersik-Semarang, Pipa Duri-Dumai dan fasilitas distribusi lainnya, yang menambah total pipa yang dikelola menjadi 5.100 km (per November 2017).
“Total jargas yang dikelola Pertamina telah mencapai 134.650 sambungan rumah (SR) yang tersebar di 19 kota berkembang di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi,” tutup Elia.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: