Connect with us

Jerman Mengecam Penahanan Aktivis HAM di Turki

Aksi Demo pada Turki soal pelanggaran HAMQuinn Dombrowski

Berlin – Kecaman terhadap Turki yang menahan  aktivis hak asasi manusia (HAM) berdatangan dari berbagai negara. Diantaranya dari Kanselir Jerman Angela Merkel, Selasa (18/7/2017). Merkel mengecam penahanan oleh Turki atas enam aktivis HAM, termasuk seorang Jerman dan berjanji untuk segera membebaskannya.

Salah satu dari mereka yang ditahan, karena dicurigai tergabung dalam organisasi teroris adalah Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser. Amnesty International mengatakan, kebenaran dan keadilan telah menjadi “barang langka” di Turki, negara yang kini di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan semakin “memberhangus” kebebasan berekspresi.

Eser, Peter Steudtner dari Jerman dan delapan aktivis lainnya ditahan bulan ini saat menghadiri lokakarya tentang keamanan digital di dekat Istanbul.

Seorang jaksa Turki telah meminta pengadilan setempat, untuk memperpanjang penahanan mereka sambil menunggu persidangan. Pasalnya, mereka dicurigai memiliki hubungan dengan jaringan ulama Muslim, Fethullah Gulen, yang oleh Ankara dicap sebagai dalang kudeta gagal tahun lalu.

Dalam sambutan yang tidak terjadwal pada upacara untuk para atlet, Merkel mengatakan, bahwa kasus itu adalah contoh tentang orang-orang tak bersalah yang terjebak dalam roda sistem peradilan. “Kami menyatakan solidaritas kami atas mereka yang ditangkap,” kata Merkel sambil menambahkan, Jerman akan melakukan semua upaya untuk pembebasan Steudtner.

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Salil Shetty mengatakan, penangkapan dan penahanan enam aktivis HAM itu menunjukkan bahwa kebenaran dan keadilan menjadi barang sangat langka di Turki. “Ini bukan investigasi yang sah. Ini adalah perburuan bermotif politik yang membuat masa depan HAM di Turki menjadi menakutkan,” katanya.

Erdogan tampaknya telah memerintah dengan tangan besi. Ia menangkap puluhan ribu orang yang disangka memiliki kaitan erat dengan ulama terkenal Turki, Fethullah Gulen. Sekitar 150.000 orang telah dipecat atau dihentikan dari tugas atau kedinasan mereka di PNS, militer, polisi, hakim, jaksa, dan pegawai swasta. Sekitar 50.000 orang telah ditahan

Erdogan memberhangus semua media yang mengeritiknya dengan menutup operasional redaksi dan menangkap sekitar 160 wartawan. Amerika Serikat dan negara-negara Barat telah mengecam keras tindakan Ankara tersebut. Namun, Erdogan tetap melakukan apa saja yang ingin dilakukan atas nama keamanan negara.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya