Ini Fokus Kemenperin di Sisa Waktu Pemerintahan Kabinet Kerja
Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pihaknya tetap berkomitmen untuk fokus menyelesaikan tugas yang telah diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo. Ada lima sasaran yang tengah dikejarnya dalam upaya membangun industri yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami akan terus mengembangkan pendidikan vokasi link and match hingga menghasilkan satu juta tenaga kerja terdidik pada tahun 2019,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya yang diterima Fakta.news di Jakarta, Sabtu (6/1).
Upaya ini kata Airlangga, menjadi salah satu perhatian pemerintah di tahun 2018 dalam menciptakan sumber daya manusia yang terampil, terutama di sektor industri dalam menghadapi bonus demografi.
Dia meyakini, bahwa tenaga kerja industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, yang ujungnya dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Nah, langkah strategis tersebut menjadi mutlak dilakukan guna turut memacu daya saing Indonesia agar kompetitif di tingkat global. Apalagi, Indonesia ditargetkan menjadi negara ekonomi terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030.
“Kami fokus pada pengembangan kewilayahan industri, guna mewujudkan Indonesia sentries. Upaya ini merupakan implementasi dari salah satu butir Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.” kata Airlangga.
Airlangga menyatakan, pihaknya tengah membuat roadmap Industry 4.0. Langkah ini juga untuk kesiapan dalam menghadapi era ekonomi digital yang sedang berjalan.
“Tidak hanya industri skala besar, kami pun mengajak industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang dalam perkembangan teknologi manufaktur terkini,” paparnya.
Terkait penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura.
Kemenperin juga telah mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM nasional agar tidak tertinggal di era digitalisasi yang sedang dihadapi saat ini. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui fasilitasi kerja sama antara IKM dengan perusahaan start-up di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan ekspedisi. Airlangga bertekad menjalankan kebijakan hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam.
“Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu, akan menghasilkan stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019,” ungkapnya.
Airlangga juga mengaku, bahwa yang menjadi fokusnya adalah penciptaan lapangan kerja baru dari sektor industri. Pasalnya, sektor manufaktur merupakan salah satu kontributor besar bagi perekonomian nasional melalui penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak.
Menurutnya, Kemenperin memproyeksikan jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur pada tahun 2017 sebanyak 17,01 juta orang, naik dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 15,54 juta orang.
“Dengan adanya penyerapan tenaga kerja di sektor industri ini, tingkat penggangguran akan semakin berkurang,” paparnya.
Nyong Syarief
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: