Kopi Indonesia Menggoyang Lidah Penikmat Kopi Austria
Wina – Pameran bertajuk “Vienna Coffee Festival 2018” baru saja digelar di Wina, Austria. Dalam pameran yang digelar pada 12 – 14 Januari lalu, beragam jenis kopi asal Indonesia turut meramaikan pameran tersebut.
Vienna Coffee Festival atau Festival Kopi Wina, merupakan pameran kopi terbesar di Austriam yang menarik lebih dari 12.000 pengunjung setiap tahunnya. Sekitar 70 eksibitor dari berbagai negara seperti Italia, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jerman, Norwegia, dan Indonesia turut ambil bagian dalam pameran tahunan yang berlangsung di Ottakringer Brauerei, Wina, tersebut.
Menikmati kopi di festival kopi Wina (Foto: viennacoffeefestival.cc)
Tidak ketinggalan sejumlah perusahaan kopi terkemuka dunia, seperti Julius Meinl, Lavazza, J. Hornig, La Marzocco, Alt Wien Kaffee, Dallmayr Kaffee, Nespresso, dan Tia Maria turut mengikuti perhelatan tahunan ini.
Pada pameran kali ini, KBRI Wina didukung oleh perwakilan dari Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI), Komunitas Kopi Nusantara, dan Goesar Coffee menghadirkan kopi dari Aceh Gayo, Mandailing, Kerinci, Java Ijen, Bali, Flores, Toraja, dan Papua.
Selain itu, hadir pula barista handal asal Indonesia, Andi William, yang menyajikan langsung berbagai kopi Indonesia kepada para pengunjung.
“Rasa dan aroma sangat unik. Khas sekali. Sulit ditemui di kopi-kopi lainnya,” ungkap salah satu pengunjung stand ketika dimintai pendapatnya mengenai kopi Indonesia.
“Kopi Indonesia punya peluang besar di pasar Austria. Dengan pengolahan biji kopi yang baik dan tampilan rasa yang cocok dengan lidah masyarakat lokal, kita optimis kopi Indonesia bisa merajai pasar kopi di Austria,” ujar Duta Besar RI di Austria Dr. Darmansjah Djumala, dalam siaran pers KBRI Wina, Senin (15/1/2018).
Duta Besar Indonesia untuk Austria keti berkunjung di ajang Festival Kopi Wina 2018 (Foto: Dok.KBRI Wina)
Djumala juga menyampaikan rencananya dalam waktu dekat untuk mempromosikan kopi Indonesia dalam bentuk jadi sesuai cita rasa masyarakat Austria, guna meningkatkan nilai tambah secara signifikan, baik bagi petani maupun eksportir kopi di Indonesia.
Austria merupakan negara tujuan yang sangat potensial bagi ekspor produk kopi Indonesia. Konsumsi kopi Austria menempati urutan lima tertinggi di dunia dengan jumlah konsumsi 5,5 kg per kapita per tahun.
Di kota Wina sendiri, tradisi minum kopi di kedai kopi (Viennese coffee house) telah diakui UNESCO sebagai “intangible cultural heritage”. Perdagangan langsung kopi Indonesia ke Austria tercatat mencapai lebih dari 850 ton per tahun.
“Tidak hanya itu, kopi-kopi Indonesia juga menembus pasar Austria melalui distributor di negara-negara sekitar utamanya Belanda, Jerman, dan Italia,” tambah Djumala.
Diharapkan keikutsertaan Indonesia pada Vienna Coffee Festival dapat membuka jejaring usaha yang lebih luas bagi pengusaha kopi Indonesia dan menggenjot angka transaksi langsung antara pengusaha dengan importir Austria.
Kopi Indonesia disukai publik Austria (Foto: viennacoffeefestival.cc)
Hal ini, tentunya akan mampu menjamin kestabilan suplai, sekaligus membuat harga kopi Indonesia lebih kompetitif di negara Eropa Tengah itu.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: