Connect with us

Cerita tentang Sekolah dan Listrik di Pedalaman Sumba

Sumba Iconic Island, proyek pengadaan listrik oleh Hivos di Sumbakbr.id

Sumba – Pemerintah hingga kini terus berupaya mendatangkan listrik sampai pelosok-pelosok desa. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa pedalaman-pedalaman, utamanya yang berada di pulau-pulau terpencil, masih belum semuanya tersentuh penerangan.

Data dari Konsorsium Hivos, sebuah lembaga nonpemerintah bidang energi bersih, mengatakan sebanyak 70 persen sekolah di Pulau Sumba belum teraliri listrik sehingga mengganggu kegitan belajar. Walhasil penyediaan listrik tenaga surya pun menjadi solusi untuk mengatasi rendahnya elektrifikasi di sekolah-sekolah di daerah itu.

Mereka menyatakan selain memasok listrik untuk kebutuhan sekolah, sistem panel surya yang dibangun secara off grid atau tak terhubung jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) itu menyediakan stasiun isi ulang daya lampu bagi murid-murid. Hal ini diinisiasi Konsorsium Sumba Iconic Island yang menerapkannya di 25 sekolah di pulau tersebut.

Cerita ini diamini Kepala Sekolah Dasar Laikarenga, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Dalam sebuah acara bertajuk “Terangi Nusantara” yang diadakan Hivos, pekan lalu, ia menyampaikan rasa syukurnya bila sekarang sudah ada listrik yang bisa mereka nikmati, utamanya untuk kegiatan belajar.

Sebelumnya, komputer dan laptop sebenarnya sudah tersedia sejak dua tahun lalu. Namun lantaran tidak ada listrik, maka belum bisa digunakan. Padahal banyak kegiatan belajar yang harus menggunakan komputer. Akhirnya mereka pun banyak yang harus ke kota.

Mereka pun antusias saat ada tawaran sistem panel surya dari Konsorsium Hivos. Dimulai pada 1 Maret 2017, enam panel surya berkapasitas 1,5 kilowatt per jam dibangun di sana. Sejak itu, mereka pun bisa mengoperasikan komputer dan laptop, termasuk untuk ambil soal ujian.

Selain itu, telah dibangun juga panel surya berkapasitas 400 watt per jam untuk stasiun pengisian daya lampu. Dengan ini, para siswa bisa mengisi lampu portabel di stasiun dengan membayar Rp1.500 sekali isi. Sedangkan biasanya pengisian dilakukan sepekan dua kali.

Namun untuk mendapat lampu ini, anak-anak harus membayar uang muka Rp50.000. Setelah 300 kali pengisian ulang, lampu itu akan menjadi milik mereka. Dengan pembagian lampu ini, anak-anak bisa belajar pada malam hari, yang tadinya hanya bisa dilakukan siang hari.

Terlepas dari itu, Koordinator Proyek Hivos-Sumba Iconic Island, Dedy J. Haning, mengatakan selain di 25 sekolah di Sumba yang sudah dibangun listrik panel surya dengan sistem off grid ini, masih ada sekolah lainnya yang belum tersentuh. “Masih ada sekitar 70 persen sekolah di Sumba yang belum teraliri listrik,” katanya.

Menurutnya, listrik tenaga surya cocok diterapkan di Pulau Sumba yang lokasi sekolahnya jauh dari jangkauan PLN. Pihak sekolah tinggal membayar iuran untuk penyediaan listrik Rp300 ribu per bulan ke Renewable Energy Service Corporation, perusahaan yang dibentuk konsorsium.

Selain untuk mengaliri listrik ke warga pedalaman, proyek itu membentuk pasar energi terbarukan. Ada kontribusi nyata dari warga untuk biaya operasional dan membeli peralatan listrik. “Jika modelnya hibah, biasanya tidak berlanjut jika proyek telah selesai,” ujar Dedy.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya