Investor Global Incar Produk Konsumsi Yakin Daya Beli Meningkat
Jakarta – Kebijakan pemerintah dalam mendongkrak daya beli, telah mendorong harga saham produk konsumsi Indonesia ke posisi terbaik dalam empat tahun terakhir. Tiga investor global, perusahaan pengelolaan keuangan terbesar di dunia, meyakini kenaikan tersebut akan terus berlanjut.
BlackRock Inc., Deutsche Bank Wealth Management, dan Manulife Financial Corp., terus menambah kepemilikan saham di industri tersebut, setelah Presiden Joko Widodo menganggarkan lebih dari Rp700 triliun untuk membangun infrastruktur dan program bantuan untuk rakyat miskin. Januari lalu, Bank Indonesia menyebutkan, permintaan domestik akan menjadi penggerak utama perekonomian, dan akan tumbuh dengan kecepatan tertinggi sejak 2013.
Bulan lalu, BlackRock dan Deutsche Bank menambah kepemilikan saham mereka di PT Indofood CBP Sukses Makmurdan PT Indofood Sukses Makmur produsen makanan kemasan dan makanan bayi. Jelang akhir pekan ini, harga saham PT Indofood Sukses Makmur melonjak 1,3 persen dan PT Indofood CBPmenguat 0,9 persen, mengangkat kenaikan harga saham sektor konsumsi sebesar 0,9 persen.
“Konsumsi rumah tangga di Indonesia cenderung akan pulih pada tahun ini,” kata Andrew Swan, kepala Ekuitas Asia dan Emerging Market Global BlackRock. Menurutnya, kenaikan tersebut antara lain terkait dengan pemilihan daerah pada tahun ini, dan harga listrik yang stabil.
“Dengan harga komoditas yang bertahan pada tingkat yang pantas untuk beberapa waktu, berdampak pada peningkatan kemakmuran, sehingga membantu memulihkan konsumsi,” imbuhnya, seperti dikutip Bloomberg (2/2).
Data Bloomberg menunjukkan, penjualan rata-rata dari sembilan saham terkait produk konsumsi pada indeks MSCI Indonesia terindikasi tumbuh 9,1 persen tahun ini, lebih cepat dari laju rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 7,5 persen. Indeks Barang Konsumsi Jakarta melonjak 12 persen pada Desember, kenaikan bulanan tertinggi sejak Mei 2013, sejalan dengan hasil survei indeks kepercayaan konsumen yang dipublikasikan oleh BI yang mencapai nilai tertinggi setidaknya sejak tahun 2002.
“Berbagai inisiatif pemerintah untuk memulihkan daya beli tahun ini akan mendorong konsumsi yang lebih tinggi,” kata Katarina Setiawan, ahli strategi investasi Manulife di Jakarta. “Hasil dari usaha pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan menurunkan biaya logistik akan mulai dirasakan konsumen.”
Namun menurut Goldman Sachs Group Inc., alih-alih mendorong pengeluaran, upaya pemerintah untuk mendanai pembangunan infrastruktur dengan penekanan lebih besar pada pengumpulan pajak, dan prospek pengurangan subsidi bahan bakar – karena kenaikan harga minyak – justru akan menekan konsumsi.
“Diekspektasikan pertumbuhan pendapatan akan lebih lemah dan kecenderungan belanja pendapatan yang lebih rendah selama lima tahun ke depan,” tulis analis Goldman Sachs, Juni Zhu dalam laporan bertanggal 28 Januari. “Konsumen Indonesia secara historis terbiasa mendapatkan pertumbuhan upah dua digit, penerapan pajak yang longgar, dan mendapatkan subsidi untuk konsumsi mereka.”
“Sekarang tidak lagi,” papar Goldman Sachs.
Kelompok lain BlackRock dan Manulife melihat adanya kecenderungan bahwa penerima manfaat dari meningkatnyapengeluaran pemerintah untuk membalik tren penurunan pengeluaran rumah tangga adalah para produsen produk tembakau. Pengeluaran yang lebih tinggi berarti akan lebih banyak rokok yang dibakar.
BlackRock juga meningkatkan kepemilikannya di perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, dan PT Gudang Garam (GGRM). Manulife pun, kata Katarina, telah menambah alokasinya ke beberapa saham konsumsi, sebagian ke perusahaan rokok karena valuasinya yang lebih baik dari produk konsumsi lainnya.
Ada beberapa tren positif yang muncul untuk pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, kata Tuan Huynh, pejabat kepala investasi utama Asia Pasifik di Deutsche Bank Wealth Management.
“Kinerja sektor ritel dan konsumsi Indonesia sudah mengecewakan cukup lama. Dari sudut pandang kita, peluang itu kini terbentang, “kata Huynh. (Bloomberg/kk)
JJ
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: