Masih Sedikit Daerah yang Menerbitkan KIA
Jakarta – Kementerian Dalam Negeri sudah mendorong kepemilikan Kartu Identitas Anak (KIA) untuk anak di bawah usia 17 tahun sejak 2016. Namun masih sedikit sekali daerah yang menerbitkan KIA.
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrullah mengatakan sampai 2015 ada 10 daerah yang melakukan penerbitan KIA. Sayangnya KIA yang diterbitkan hanya berlaku di kota tempat penerbitan, belum mencakup secara nasional.
“10 daerah kemarin beda-beda dan hanya berlaku di daerah itu saja. Mulai 2016 dengan kartu identitas untuk semua usia maka secara bertahap di seluruh Indonesia diberlakukan seragam, dari bentuk dan isinya sehingga KIA bisa berlaku secara nasional,” ujarnya pada Rabu 26 Juli 2017.
Zudan mencatat, hingga 2017 penerbitan KIA sudah mengalami peningkatan. Dari 514 kabupaten/kota sudah ada 130 daerah yang menerbitkan KIA pada 2017. Pemerintah menargetkan seluruh anak di Indonesia akan memiliki KIA pada 2019.
Meskipun rata-rata anak sudah memiliki akte kelahiran sebagai bukti identitas, Zudan mengatakan KIA tetap diperlukan. Sebab identitas anak dalam KIA akan dibuat lebih lengkap daripada yang dicantumkan dalam akte kelahiran.
“Akte lahir hanya memuat nama ibu dan ayahnya. Sementara KIA memuat alamat, golongan darah dan sebagai tanda yang bersangkutan benar warga negara Indonesia,” katanya.
Menurut Zudan KIA juga bisa dijadikan sebagai akses untuk memudahkan pelayanan publik. Selama ini, anak selalu menggunakan kartu keluarga (KK) sebagai bukti identitas ketika mengurus administrasi kependudukan atau keperluan lain. Dengan KIA akte akan diganti dengan kartu yang lebih kecil, praktis dan mudah dibawa.
Tak hanya itu, KIA juga bisa dimanfaatkan anak untuk mendapatkan insentif lain seperti potongan harga di tempat wisata, toko buku atau minimarket yang bekerja sama dengan pemerintah.
Dengan berbagai kemudahan diharapkan minat anak untuk mengurus KIA oleh orang tuanya menjadi tinggi.
“Prinsip dasarnya negara tidak boleh mendiskriminasi anak. Pemerintah akan mengubah mindset anak dari yang bergantung ke orang tua karena menempel di kartu keluarga bisa menjadi anak yang mandiri,” jelasnya.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: