Lima Hari Lagi, Mobil-mobil Baru Serbu GIIAS 2017
Tangerang – Hingar bingar ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 kian terdengar. Lima hari lagi, tepatnya pada 10-20 Agustus mendatang, pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara itu kembali digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pameran ini akan diramaikan mobil-mobil keluaran baru dari para anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.
Ketua Penyelenggara GIIAS 2017, Rizwan Alamsjah, bahkan mengatakan pameran ini juga melibatkan mobil konsep yang diusung sejumlah pabrikan. GIIAS 2017 tahun ini pun masih mengusung tema teknologi mobilitas masa depan. “Total ada 42 merek kendaraan roda empat, roda dua, dan sepeda motor,” katanya. Jumlah tersebut naik dari tahun lalu yang melibatkan 30 merek.
Senada, Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi juga menyatakan pameran berkelas internasional ini dirancang sebagai panggung bagi produk-produk dan teknologi otomotif terbaru. “Sehingga masyarakat luas bisa mengikuti perkembangan otomotif terkini,” ujarnya. Ia menginginkan orang Indonesia menjadi yang pertama memiliki produk-produk terbaru.
Merek-merek besar yang sudah lama melintang di jagat otomotif nasional pun datang dengan amunisi barunya. Mitsubishi, misalnya, dikabarkan akan meluncurkan Expander. Inilah produk multi-purpose vehicle (MPV) versi mobil konsep Mitsubishi XM-Concept yang sudah dipamerkan Mitsubishi di GIIAS tahun lalu. Tahun ini, pabrikan Jepang berlogo tiga berlian itu mulai memproduksi Expander di pabrik baru mereka di Bekasi, Jawa Barat. Dirancang bersaing di segmen small-MPV, mobil ini mengusung konsep crossover MPV dengan sport utility vehicle (SUV), sehingga tampilannya lebih berotot dan kekar. Expander diperkirakan menggunakan mesin 1.500 cc 4 silinder dan dijual dengan harga Rp170-200 jutaan.
Toyota tak mau ketinggalan. Seperti sudah pernah diucapkan Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Franciscus Soerjopranoto, tahun ini produk SUV crossover C-HR akan diluncurkan. Momentum GIIAS bisa saja menjadi ajang yang akan dimanfaatkan untuk memamerkan produk yang konsepnya sudah dipamerkan di GIIAS tahun lalu ini. Pasalnya, di negeri asalnya di Jepang, Ch-R sudah mengaspal dengan memakai mesin hibrida.
Sedangkan untuk pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai, lebih mengandalkan mobil perkotaan i10 dalam pameran nanti. Mobil yang sudah meluncur pekan lalu ini merupakan hasil penyegaran produk sejenis yang mengaspal beberapa tahun lalu. Hyundai Grand i10 sendiri ditawarkan dengan pilihan transmisi otomatis shiftronic.
Nah, beda dengan Suzuki. Tahun ini, lini produk Suzuki kedatangan banyak varian baru. Setelah meluncurkan city car Ignis pada kuartal kedua lalu, Suzuki dikabarkan akan mendatangkan produk anyar seperti Baleno Hatchback dan model terbaru produk legendaris mereka, Jimny.
Lalu bagaimana dengan Daihatsu? Meski tengah memperingati ulang tahunnya yang ke-110, tak ada kabar bahwa Daihatsu akan mengeluarkan produk baru pada tahun ini. Meski demikian dipastikan Daihatsu akan memajang sejumlah mobil konsep dan lima kendaraan edisi terbatas produk-produk populer mereka, seperti Ayla, Terios, Luxio, Sirion, dan Xenia.
Namun di antara merek-merek tadi, gebrakan paling agresif ditunjukkan Mercedes-Benz. Pabrikan asal Jerman yang memiliki fasilitas produksi dan perakitan di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, tersebut mengeluarkan banyak produk baru. Setelah sepanjang 2016-2017 merilis lebih dari lima model SUV, di GIIAS, Mercedes-Benz tahun ini kembali meluncurkan empat sedan mewah, yakni E300 Coupe, AMG E 43, AMG GT R, dan New E 350 e. Salah satunya akan diperkenalkan dengan teknologi mesin hibrida.
Selain itu, pada GIIAS tahun ini pun akan diramaikan sejumlah merek lain di kelas premium yang juga bakal merilis produk anyar. Audi, misalnya, akan memperkenalkan SUV Audi Q5 dan mobil kompak Audi A3. Sementara itu, Lexus akan membawa dua produk baru plus sejumlah mobil konsep yang hingga tulisan ini dibuat masih dirahasiakan.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: