Berkat Inovasi Integrasi Pembangunan, Banyuwangi Sabet SAKIP A Lagi
Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menyabet nilai A dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Prestasi ini merupakan kali kedua selama dua tahun berturut-turut.
Dengan begitu, Banyuwangi menjadi satu-satunya kabupaten se-Indonesia yang mendapat nilai A.
Tahun ini, dalam penilaian tertinggi kinerja akuntabilitas yang dihelat pemerintah pusat, Banyuwangi menyajikan inovasi baru dalam pengelolaan kinerja pemerintahan.
Di antaranya soal kian terintegrasinya pelaksanaan pembangunan.
“Dalam beberapa tahun ini kami jalin kolaborasi antarorganisasi perangkat daerah. Ego sektoral dihapus. Yang jadi fokus adalah target kinerja, bukan siapa pelaksananya,” demikian penuturan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
“Karena satu target itu dikeroyok banyak pelaksana, banyak dinas, banyak badan,” sambung Anas di sela-sela penyiapan penilaian di hadapan Kementerian PAN-RB di Surabaya, Senin (23/4) kemarin.
Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Kolaborasi dengan Pelaku Statistik
Anas lantas mencontohkan upaya memuliakan warga lanjut usia (lansia) lewat program ”Rantang Kasih”. Program tersebu mendistribusikan makanan bergizi gratis tiap hari ke ribuan lansia.
Dalam program itu juga, pelaksananya tidak hanya Dinas Sosial, melainkan lintas dinas.
Misalnya Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian. Mereka mengolah data penerima dan calon penerima ke dalam data digital. Kemudian mengajak publik untuk terlibat membantu warga lansia yang belum terjangkau pemerintah daerah.
Dinas Kesehatan terlibat memberi supervisi gizi dan higienitas makanan yang disediakan oleh warung-warung rakyat yang menjadi rekanan. Malahan Dinas Pendidikan juga dilibatkan untuk mengajak para pelajar.
Secara berkala, pelajar mengunjungi warga lansia guna memupuk rasa kepekaan sosial sejak dini. Hal inilah yang rupanya membuat Kabupaten Banyuwangi diberi nilai tinggi.
”Jadi satu program seperti untuk warga lansia dikeroyok banyak pihak. Dengan skema ini, yang jadi fokus adalah target, yaitu lansia. Enggak peduli siapa yang mendukung program ini, yang terpenting target sasaran dibantu maksimal. Itu proses bisnis yang kita kembangkan di pemerintahan Banyuwangi,” papar Anas.
Kikis Ego Sektoral
Sementara Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Suyanto Waspotondo, mengatakan konsep integrasi pembangunan itulah yang terus dicoba diterapkan.
”Kalau dulu, empat atau lima tahun lalu, kita bergerak sendiri-sendiri. Sekarang kolaborasi. Dengan model kerja ini, birokrasi semakin kompak, ego sektoral sudah terkikis,” ujarnya.
Dia menggarisbawahi, skema kerja pemerintahan seperti itu membuat tim fokus ke tujuan, bukan ke sarana/kendaraan untuk mencapai tujuan.
”Maka indikatornya jelas. Kalau kemiskinan turun, berarti pembangunan berhasil. Jadi ukuran keberhasilan bukan terlaksananya program, tapi terwujudnya tujuan, output dan outcome-nya,” ujarnya.
“Alhamdulillah, kemiskinan melorot drastis ke level 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit. Pendapatan per kapita melonjak menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun dibanding awalnya Rp20,8 juta,” ungkapnya lagi.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: