Pendukung Muda Djarot-Sihar Sosialisasi Gerakan ‘Bikin Ngos Jadi DJOSS’
Medan – Sejumlah generasi muda Sumatera Utara yang menamakan diri relawan ‘Sihar Kawan Kita’ membuat gerakan ‘Bikin Ngos jadi DJOSS’ Rabu, (2/5/2018). DJOSS sendiri merupakan sebutan bagi pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus yang akan berlaga pada Pilgub Sumut 2018 nanti.
Juru bicara relawan Sihar Kawan Kita, Al Azhar, mengatakan tujuan dibentuknya Sihar Kawan Kita adalah untuk menggalang partisipasi warga Sumut dalam menghadiri kepemimpinan yang berpengalaman dan profesional. Selain itu ingin mengajak warga Sumut menyadari bahwa dibalik kertas suara, ada cita-cita menghadirkan pendidikan berkualitas, akses kesehatan yang baik, infrastruktur yang mantap, kemajuan Sumut dan kebanggaan daerah.
Baca juga: Komunitas Alumni Smansa Medan Siap Dukung Djarot-Sihar
Adapun gerakan ‘Bikin Ngos jadi DJOSS’ ini merupakan bentuk harapan kepada pasangan Djarot-Sihar untuk memperbaiki ketertinggalan Sumut dibanding dengan daerah lainnya. “Kita harus akui, Sumut saat ini sedang ngos-ngosan mengejar kemajuan daerah lain. Kami kesal, karena Sumut jadi provinsi yang gubernur dan wakil gubernurnya sekaligus ditangkap KPK. Kami anak muda Sumut tidak mau pasrah menerima nasib. Kami ingin Djarot-Sihar mengubah Sumut yang ngos-ngosan jadi DJOSS. Jadi hebat,” tegas AL Azhar.
Al Azhar mengatakan pengalaman dan idealisme Djarot-Sihar sangat dibutuhkan agar rakyat Sumut dapat kembali merasakan pembangunan dan menikmati kekayaan daerah dalam bentuk kebijakan yang berpihak pada masyarakat. “Sumut simbol kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Kita memerlukan pemimpin yang berpengalaman dan profesional. Yang bisa menjaga keberagaman dan membuktikan bahwa Sumut contoh demokrasi yang menghasilkan orang-orang yang penuh kualitas. Kami percaya sosok itu semua ada pada pasangan DJOSS,” tuturnya.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: