Gol Berbau Offside Gagalkan Kemenangan Liverpool
Watford – Seakan tak mau kalah dengan partai pembuka Liga Inggris Arsenal-Leicester City yang berkesudahan 4-3 untuk The Gunners, kejadian serupa nyaris terjadi di Vicarage Road, Sabtu (12/8). Sama-sama diwarnai hujan gol, laga antara Watford kontra Liverpool berujung imbang 3-3.
Meski merupakan laga tandang, hasil ini cukup mengecewakan bagi kubu Liverpool. Pasalnya hingga masa injury time babak kedua, The Reds masih unggul 3-2 setelah sebelumnya tertinggal 2-1 di babak pertama. Namun di menit ke-94, sebuah kemelut di kotak penalti Simon Mignolet menjadi petaka setelah bek anyar Watford, Miguel Britos mencetak gol dan memaksa hasil imbang.
Gol Britos di penghujung laga itu pun sebenarnya berbau offside bila dilihat dari tayangan ulang. Namun wasit asal Manchester, Anthony Taylor, tetap mengesahkannya menjadi gol.
“Pada akhirnya kami tidak beruntung. Kami bermain lebih baik dan seharusnya bisa bertahan dengan lebih baik pula ketika sudah unggul 3-2. Kami layak menang! Gol penyama Watford (gol penyama kedudukan 3-3) offside. Itu jelas sekali, hakim garis berada di garis yang tepat dan seharusnya dia melihat pelanggaran itu,” seru Manajer Liverpool Jurgen Klopp, seperti dikutip Express, Sabtu (12/8).
Meski batal menandai start musim ini dengan tiga poin, Klopp tetap memberi apresiasi pada anak asuhnya. Terlebih pada winger anyarnya, Mohamed Salah, yang bersinar dalam debut kompetitifnya dengan mencetak satu gol. Bahkan gol penalti yang sukses dilesakkan Roberto Firmino di menit ke-55 merupakan hasil upaya Salah yang dilanggar Heurelho Gomes di kotak penalti.
Jalannya pertandingan pun sempat mengejutkan, terutama saat Watford dua kali unggul dari Liverpool. Bahkan saat pertandingan baru memasuki menit ke-8, kelengahan para pemain Liverpool yang terlalu statis saat menghadapi sepak pojok Jose Holebas, membuat Stefano Okaka leluasa melompat dan melepas sundulan tajam yang menggetarkan jala Mignolet.
Keadaan pun sebenarnya kembali seru saat Liverpool menunjukkan respons positif guna memupus defisit. Dominasi yang pelan-pelan dibangun skuat Klopp membuahkan gol penyeimbang mendekati setengah jam permainan. Kerja sama apik dengan Emre Can dituntaskan Sadio Mane dengan penyelesaian akurat lewat tendangan melengkung ke tiang jauh gawang Gomes.
Namun skor seri 1-1 cuma bertahan tiga menit. Berawal dari umpan silang Tom Cleverley, tercipta kemelut di dalam kotak penalti Liverpool dan berakhir dengan tendangan Abdoulaye Doucoure dari jarak dekat.
Di babak kedua, The Hornets asuhan Marco Silva itu gagal membendung kebangkitan Liverpool. Dua gol dalam jarak dua menit memastikan kedudukan berbalik untuk Liverpool pada awal paruh kedua. Namun semua sirna di ujung laga. Berawal dari sebuah tendangan penjuru yang gagal dihalau sempurna, Richarlison menyepak bola keras-keras dari sisi kanan. Bola mengenai Mignolet dan memantul ke mistar. Saat itu, Miguel Britos ada di sana dan dengan mudahnya melakukan sundulan jarak dekat.
“Saya tak suka 25 menit babak kedua. Kami mengantisipasi reaksi heroik dari Liverpool, namun kami membuat kesalahan. Untungnya kami sanggup bereaksi dengan baik. Suporter kami luar biasa, mereka mendorong untuk terus berjuang. Karenanya, kami perlu untuk menunjukkan sikap dan komitmen ini di seluruh pertandingan. Saya rasa ini hasil yang baik bagi kedua tim,” tutup Silva seperti dilansir BBC Sport, Sabtu ini.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: