Simpang Susun dengan Teknologi Khusus di Jantung Indonesia
Jakarta – “Ini bukan hanya ada di jantung Jakarta tapi ini juga adalah titik negara kita Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan jalan layang Simpang Susun Semanggi. Jokowi meresmikan pengoperasian jalan layang tersebut bertepatan dengan HUT ke-72 Republik Indonesia, pada Kamis (17/8) malam.
Pada peresmian jalan layang simpang susun tersebut, Jokowi didampingi Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta jajaran direksi PT Wika serta PT Mitra Panca Persada (MPP) selaku pengembang jalan tersebut.
Kata sambutan Jokowi tersebut, menyusul acara peresmiannya itu sendiri. Jokowi seraya mengucapkan Bismillahirrahmanirrohim, kemudian menekan tombol otomatis, maka tirai biru yang menutupi tulisann “Semanggi” pun terbuka.
Jokowi mengatakan, kawasan Semanggi ini merupakan jantung Jakarta sehingga menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Tidak hanya jantung Jakarta tetapi juga titik dari Indonesia.
Seperti diketahui, dibangunnya jalan layang Simpang Susun di kawasan Semanggi itu, menurut Jokowi, untuk mengatasi kemacetan di kawasan yang paling padat lalu lintasnya. Karena itu, Jokowi mengaku, sangat menghargai Simpang Susun Semanggi ini.
“Oleh sebab itu saya sangat menghargai kecepatan pembangunan Simpang Susun Semanggi. Cepat (pembangunannya). Sangat menghargai sekali, baik gubernur yang sekarang maupun yang sebelumnya,” terangnya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga mengakui sudah menjajal jalan layang tersebut sebanyak 10 kali. Ia mengapresiasi pengerjaan Simpang Susun Semanggi ini yang sangat cepat dan sesuai rencana.
“Sekali lagi saya mengapresiasi pekerjaan yang cepat dikerjakan, Simpang Susun Semanggi ini sesuai dengan rencana,” katanya.
Peresmian jalan layang yang terdiri dari dua ramp off untuk jalur yang berbeda ini juga dihadiri oleh hampir seluruh pejabat tinggi DKI Jakarta, Direksi PT Wijaya Karya (WIKA) sebagai kontraktor dan Direksi PT MPP sebagai pengembang yang mendanai pembangunan jalan layang tersebut.
Bangunannya terdiri dari 2 ramp, yakni ramp dari Polda arah Cawang menuju Jalan Sudirman arah Bundaran HI sepanjang 826 meter dan ramp dari arah Grogol menuju ke Blok M sepanjang 796 meter sehingga total panjangnya adalah 1622 meter. Kedua jalan layang tersebut melingkar mengelilingi jalan Semanggi yang sudah ada sebelumnya, yang berbentuk daun semanggi.
Pertama di Indonesia
Jembatan tersebut, menurut Dina Arvila senior structure engineer lulusan ITB, secara teknis dibangun dengan menggunakan sistem metoda span by span dengan launching gantry. “Itu jembatan precast box girder lengkung pertama di Indonesia, dengan bentang 80 meter tanpa kolom tengah,” tuturnya.
Jembatan Layang Simpang Susun Semanggi itu, seperti diakui Dina, adalah jembatan yang konstruksinya memiliki teknologi tinggi. “Sistem metoda konstruksinya adalah progressive cantilever bidge, yang dalam proses desain dan pelaksanaannya menyita banyak sekali energi dan pikiran, serta memerlukan pemahaman yang tak sederhana dalam menterjemahkan maksud Pak Jodi,” ungkapnya.
Jodi yang dimaksud Dina, tak lain adalah Prof. Jodi Firmansyah sebagai penanggungjawab struktur jembatan simpang susun tersebut. “Salut kepada Prof. Jodi atas keberaniannya menjadi yang pertama menerapkan teknik precast box girder lengkung dengan bentangan 80 meter tanpa kolom tengah,” tutur Dina.
Sebagai informasi, Prof. Jodi adalah ahli struktur jembatan yang juga sukses mewujudkan jembatan layang “Pasopati” di Bandung, “Barelang” di Batam dan lain-lain. Yang paling baru jembatan rel layang -MRT di Jakarta.
Maka pantas saja kalau Presiden Jokowi mengapresiasi terbangunnya Jalan Layang Simpang Susun Semanggi, karena di balik pembangunan itu ada Prof. Jodi pakar konstruksi jembatan nomor satu di Indonesia.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: