Jokowi Instruksikan Tembak Mati Pengedar Narkoba
Jakarta – Tak ada istilah lelah untuk menyerukan anti narkoba. Hal ini pun terus dikampanyekan pemerintah dalam berbagai cara dan kesempatan. Termasuk juga saat pemerintah dan sejumlah instansi pelat merah memeriahkan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-72, seperti yang diadakan Badan Narkotika Nasional dan BUMN dalam Gebyar Pesta Kemerdekaan bertajuk ‘Indonesia Kerja Bersama Menuju Bebas Narkoba’ di Lapangan Benteng, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/8).
Acara ini pun sesuai dengan apa yang diamanahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Belum lama ini, Jokowi telah menegaskan kembali bahwa Indonesia sekarang sudah memasuki darurat narkoba. Untuk itu, ia mengajak semua elemen negara dan bangsa untuk bersatu dan bersama-sama memberantas barang sesat tersebut.
Dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengungkapkan kegeramannya melihat peredaran narkoba di Indonesia yang sudah memasuki kategori darurat. Jokowi bahkan meminta aparat keamanan untuk tidak ragu lagi menindak tegas pengedar narkoba, meskipun sampai menembak mati.
“Sudahlah tegaskan saja, terutama pengedar narkoba asing yang masuk, yang melawan, sudah langsung ditembak saja,” ujar Jokowi di pertengahan bulan lalu. Jokowi menilai sudah tidak ada waktu lagi memberi ruang pada pengedar narkoba di Indonesia. Sudah banyak anak bangsa, khususnya pemuda, yang mati karena narkoba setiap hari.
BNN yang ditunjuk Pemerintah untuk mengatasi segala bentuk ancaman Narkoba juga terus menunjukkan komitmennya. Melansir data dari BNN, diperkirakan ada 4 juta atau 2,18% (di rentan usa 10-58 tahun) penduduk Indonesia yang menjadi penyalah guna narkotika dan obat-obatan terlarang tersebut. Jumlah penyalah guna yang begitu besar itu mengakibatkan Indonesia menjadi surga bagi sindikat peredaran gelap narkotika.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso pun menegaskan tak akan memberi tolerasi bagi siapapun yang terlibat narkoba, tak terkecuali bagi petugas BNN yang kedapatan menerima suap dari pengedar narkoba.
“Akan dipecat. Ya kalau bisa ditembak mati, ya ditembak mati,” tegasnya, saat merilis barang bukti narkotika jenis sabu-sabu seberat 57,54 Kg dari Malaysia di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu lalu.
Senada dengan imbauan Jokowi, Buwas, sapaan Budi Waseso, pun juga menginstruksikan jajarannya supaya tak segan-segan menggunakan senjata api untuk menembak mati oknum yang ketahuan terlibat peredaran narkoba. Tak terkecuali bagi dirinya sendiri.
“Negara memberi senjata digunakan tidak hanya untuk penjahat narkoba. Tapi kepada diri BNN atau saya sekalipun sebagai Kepala BNN mengkhianati itu, maka senjata itu berlaku untuk diri saya,” tandasnya.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: