Connect with us

Sang Titisan Henry

Kylian Mbappe (kanan) bersama Thierry Henry.Foto: Twitter @KMbappe

Kylian Mbappe mendadak jadi nama yang paling diperbicangkan pekan ini, utamanya di duna sepak bola. Keputusannya untuk pindah ke Paris Saint Germain (PSG) telah menyakiti hati puluhan peminatnya. Sebut saja mulai dari Manchester City, Real Madrid, Arsenal, Juventus, dan yang paling sedih tentu saja Barcelona.

Sebelumnya, kepindahan Neymar Jr dari Barcelona ke PSG sebenarnya telah mengarahkan opini bahwa Mbappe akan segera merapat ke Camp Nou. Pasalnya selain nilai transfer Neymar terbilang fantastis sehingga bisa membeli pemain siapapun di dunia ini, posisi Mbappe dan Neymar pun relatif sama, yakni winger kiri. Namun siapa sangka, anak muda itu justru bakal segera merumput bersama Neymar.

Hanya saja memang, status Mbappe di PSG sendiri hanya sebagai pemain pinjaman. Seperti diketahui, PSG bisa saja terkena hukuman Financial Fair Play jika membeli Mbappe sekarang. Maka dari itu opsi peminjaman terlebih dulu dengan memberikan klausul pembelian di musim depan terbilang cerdik. Nilainya pun cukup fantastis untuk anak muda seusianya, 166 juta poundsterling  atau sekitar Rp3 triliun.

Layak tidaknya Mbappe dihargai segitu, baru bisa dibuktikan dua pekan lagi. Sebelum itu, Fakta.News sudah merangkum kisah singkat Mbappe dalam rubrik Sosok . Inilah Kylian Mbappe, Sang Titisan Thierry Henry.

Mbappe, The New Thierry Henry

Mbappe, The New Thierry Henry

Cerita bermula pada Minggu, 20 Desember 1998 silam. Hari itu sepertinya menjadi hari yang takkan terlupakan bagi pasangan Wilfried dan Fayza Mbappe. Bukan karena lima hari lagi perayaan natal. Bukan pula lantaran masih dalam euforia kesuksesan Perancis menjuarai Piala Dunia. Melainkan karena hari itu, seorang putra yang dinanti-nanti telah lahir. Dialah Kylian Sanme Mbappe Lottin, sang wonderkid AS Monaco yang kini menjadi rebutan klub raksasa Eropa dengan harga selangit.

Mendengar masa kecilnya, wajar saja bila Mbappe begitu mencintai sepak bola. Ia lahir dan besar di pinggir kota Bondy, Perancis, sekitar 11 kilometer ke barat dari Paris. Saban sore sepulang sekolah, banyak yang langsung bermain sepak bola lantaran Bondy memang memiliki cukup banyak lahan hijau.

Kedua orangtuanya pun berkecimpung di dunia kulit bundar. Ibunya, Fayza, merupakan pemain bola tangan profesional. Sementara ayahnya, Wilfried, adalah pria asli Kamerun yang juga pelatih AS Bondy—klub kecil yang berkompetisi di Liga Regional Paris. Nah, di klub itu pulalah Mbappe mulai belajar menendang bola sejak umur enam tahun.

Wilfried dan Fayza Mbappe

Wilfried dan Fayza Mbappe

Selain dari ayahnya, minat menekuni sepak bola juga didapat dari saudara angkatnya, Jires Kembo-Ekoko. Jires adalah anak dari sahabat dekat ayah Mbappe, Kembo Uga Kembo yang pernah membela timnas Zaire (Congo) pada Piala Dunia 1974. Jires kemudian diangkat sebagai anak secara legal oleh Wilfried, lantaran belum jua dikaruniai keturunan. Barulah empat tahun kemudian, Wilfried dan Fayza akhirnya dianugerahi Mbappe.

Berkat polesan Wilfried, Jires pun sempat sukses menembus tim utama klub divisi utama Perancis, Rennes. Dari kursi penontonlah Mbappe kecil mulai mengidolakan sang kakak dan bertekad ingin menjadi sepertinya.

Waktu pun berjalan. Perlahan tapi pasti, takdirnya sebagai pemain besar mulai terlihat. Lewat sebuah audisi, Mbappe junior akhirnya terpilih mewakili daerahnya untuk mengikuti Clairefontaine di pusat sepak bola regional Federasi Sepak Bola Prancis pada 2011. Perlu diketahui, Clairefontaine adalah pusat sekolah sepak bola junior yang didirikan Federasi Sepak Bola Prancis di tengah hutan (Clairefontaine). Akademi inilah yang kerap menjadi rujukan buat sekolah-sekolah sepak bola dan klub junior yang ada di seluruh Perancis, untuk mengirimkan pemain belia dari negara itu guna memperdalam kualitas individunya.

kylian-mbappes-extraordinary-tal

Saat kecil berfoto bersama idolanya Zinidine Zidane

Sejumlah pemain besar Perancis pun pernah digojlok di sana. Sebut saja seperti Nicolas Anelka, Blaise Matuidi, Hatem Ben Arfa, William Gallas, bahkan Thierry Henry merupakan jebolan-jebolan Clairefontaine. Jires pun juga sempat mendapatkan kesempatan emas tersebut. Nah, ketika Mbappe tiba di sana, Jires sudah menjalani karier profesional sebagai striker Rennes selama lima tahun.

Kylian-Mbappe-Academy-Days

Namun jika dari Clairefontaine Jires hanya dilirik klub sekelas Rennes, nasib Mbappe lebih mentereng. Saat usianya 14 tahun, Mbappe sudah sangat terkenal di Clairefontaine, bahkan sampai diprofilkan oleh Liberation and France Football. Saat ditanya mengenai impiannya, pada waktu itu Mbappe menyebut Real Madrid, dan berkata, “Lebih baik bermimpi ke bulan. Dengan begitu, jika gagal, Anda (setidaknya) sampai ke awan.” Begitu jawaban Mbappe, seperti dikutip dari The Sun.

Memasuki usia 15 tahun—yang berarti waktunya untuk meninggalkan Clairefontaine dan bersiap memasuki tahap profesional—Mbappe membuat keputusan gila. Ia menolak tawaran dari Real Madrid, Chelsea, Manchester City, Liverpool, sampai Bayern Munchen, dan memilih bergabung dengan AS Monaco. Thierry Henry adalah alasannya. Ia mengaku sangat tergila-gila dengan sang kapten Perancis itu. Jika saja ada tawaran dari Arsenal, mungkin ceritanya lain.

830x532_kylian-mbappe-deja-remporte-coupe-monde

Memang dasarnya sudah takdir. Saat melakoni laga debut dari bangku cadangan, Mbappe malah memecahkan rekor Henry sebagai pemain termuda Monaco yang mencetak gol (dari status pengganti) di usia 16 tahun 347 hari. Bahkan pada Februari 2016, saat usianya 17 tahun 62 hari, Mbappe kembali merebut rekor Henry dengan menjadi pencetak gol termuda Monaco dalam kemenangan 3-1 atas Troyes.

Hingga musim lalu, berbagai tawaran dari Paris Saint-Germain (PSG), Manchester City, Borussia Dortmund, dan Real Madrid sebenarnya sudah datang. Namun Mbappe tetap setia bertahan dan menandatangani kontrak profesional pertamanya pada musim panas 2016. Dua bulan setelah penandatanganan, Ayah Mbappe sebenarnya sempat marah kepada klub karena menolak tawaran 40 juta Poundsterling dari Manchester City. Ia merasa manajemen klub mengingkari janji kepada anaknya untuk memberi kesempatan bermain.

“Kami pikir dia akan menjadi bagian reguler dari skuat dan diberi kesempatan. Itulah yang dijanjikan manajemen. Kami tidak mengharapkan dia menjadi starter. Kami tidak bodoh, tapi kami tidak membayangkan dia sebagai striker pilihan keenam. Dia bisa saja pergi ke klub besar, dan besar untuk menjadi pilihan keenam,” kesal Wilfried seperti ditulis L’Equipe saat itu. Dan keajaiban pun terus terjadi.

Namanya kian mentereng di AS Monaco ketika membuat hattrick pertama pada laga profesional dalam kemenangan 7-0 atas Rennes di Piala Liga Prancis, Desember 2016. Ketika dipanggil timnas muda—dengan nomor 12 khas Henry—Mbappe membawa Prancis U-17 menjuarai ajang Piala Eropa U-19 di Jerman, Juli 2016. Hingga yang teranyar, rekor fantastis titisan Henry itu mencetak rekor sebagai pemain termuda yang sukses membuat enam gol di ajang Liga Champions Eropa.

Hingga sejumlah klub raksasa siap gila-gilaan merogoh kocek tak wajar. Madrid pernah disebut-sebut paling berpeluang lantaran itu memang mimpinya saat berusia 15 tahun. Bahkan kamar tidur Mbappe saat kecil pun dipenuhi poster Cristiano Ronaldo.

Kamar Mbappe

kylian-mbappe-cristiano-ronaldo-2012_9gyq29d1shv4175kk1sg11n2g

Namun Arsenal yang rupanya rindu pada sosok Henry juga tak mau kalah. Begitu seriusnya, seperti ditulis Mirror, klub berjuluk Meriam London rela menaikkan penawaran mereka ke AS Monaco menjadi 125 juta Poundsterling atau hampir Rp 2,2 triliun.

Kylian-Mbappe-once-meet-Thierry-Henry-when-he-was-a-kid

Seterunya Barcelona pun sudah mendapatkan uang besar dari penjualan Neymar Jr. ke PSG senilai 222 juta euro atau Rp3,4 triliun—yang akhirnya memecahkan rekor pemain termahal. Namun The New Henry itu pun ternyata memilih Paris.

7789868749_kylian-mbappe-a-clairefontaine-le-28-aout-2017

W. Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Tinggalkan Microsoft Demi Membangun Kampung Halaman

Oleh

Fakta News
Choirul Amri Tinggalkan Microsoft demi bangun Desa Kuniran di Ngawi
Choirul Amri(Foto: Dok. Pribadi)

Sebenarnya, mimpi Muhammad Choirul Amri sudah tercapai ketika bekerja di Microsoft pada 2013 lalu. Tapi ia malah memutuskan keluar dari perusahaan itu untuk membangun kampung halamannya, Desa Kuniran, Ngawi, Jawa Timur.

Ya, hal ini spontan saja mengundang tanya dari banyak orang? Apa yang dipikirkan dia? Apalagi Microsoft adalah perusahaan global ternama.

Mengapa dirinya lebih memilih berjuang membuat kampungnya itu menjadi desa wisata?

Choirul tak sedang bercanda. Saking seriusnya, ia berencana untuk mengintegrasikan Embung Kuniran, Cagar Budaya Lumbung Padi, sanggar karawitan setempat, dan peternakan kambing.

Baca Juga:

Area-area tersebut dapat menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara untuk merasakan kehidupan asli desa Indonesia atau hanya sekadar berswafoto.

Kata dia, persoalan di kampungnya itu sebenarnya sederhana. Ia pun mengaku menemukan hal itu saat dirinya membantu budidaya lele.

Menurutnya, warga desa memiliki kemampuan untuk mengembangkan desa. Tetapi mereka tidak memiliki pendamping dan pengawas yang dapat memberikan masukan atas apa yang harus dilakukan.

Hingga akhirnya pada Oktober 2017, ia bersama warga membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis). Kelompok itu berkomitmen untuk memperbaharui tampilan Desa Kuniran.

Nah, salah satunya dengan membuat menara untuk swafoto di Embung Kuniran, salah satu aset utama desa tersebut.

Choirul Amri kaget. Warga ternyata antusias dan mampu mengumpulkan dana sendiri. Mereka juga membangun menara itu dengan keterampilan sendiri.

Choirul pun akhirnya resmi mendirikan Rumah Inspirasi Nusantara pada Januari 2018. Rumah tersebut merupakan wadah kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa yang dilakukan di Ngawi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggerak Literasi dengan Aplikasi dan Taman Baca di Malang

Oleh

Fakta News
Santoso Mahargono dan GO READ
Santoso Mahargono(Foto: Istimewa)

Foto itu mungkin terpasang di salah satu dinding rumahnya. Foto saat dirinya diundang Presiden Joko Widodo untuk makan siang di Istana Negara. Momen itu pun jadi yang tak terlupakan bagi Santoso Mahargono, si pelopor GO READ.

Ya, kegigihannya dalam menggerakkan literasi membuahkan hasil. Pendiri sekaligus Ketua Forum Komunikasi Taman Baca Masyarakat Malang Raya ini mendapat apresiasi tinggi dari Presiden Jokowi.

Bahkan Santoso berkesempatan mengikuti sidang tahunan MPR dan DPR serta upacara bendera 17 Agustus di Istana Negara.

Baca Juga:

Adapun soal undangan makan di Istana ia dapatkan setelah mengikuti pemilihan pustakawan berprestasi tingkat nasional. Saat itu, juara 1, 2 dan 3 diundang Presiden untuk makan siang bersama teladan-teladan lainnya, termasuk Paskibra dan Paduan Suara Gita Bahana.

Dalam gelatan yang digelar pada 9-19 Agustus di Jakarta, Santoso Mahargono mendapatkan juara II mewakili Provinsi Jawa Timur. Programnya membawanya terpilih mewakili Provinsi dengan menyisihkan 18 peserta lainnya.

Adapun program yang ia gagas adalah GO READ, layanan penyedia buku bagi masyarakat, utamanya yang berada di daerah pelosok Malang Raya. Kegigihannya di bidang literasi dihargai tinggi.

Sebelumnya, Santoso sendiri sudah mendapatkan penghargaan hingga diundang Mantan Gubernur Soekarwo yang dulu masih menjabat di Jatim.

Baca Selengkapnya

BERITA

Pembalap Jogja Hasil Didikan Valentino Rossi

Oleh

Fakta News
Galang Hendra Pratama Hasil didikan Rossi
Galang Hendra Pratama

Pecinta balap motor boleh saja mengidolakan pembalap internasional macam Valentino Rossi. Namun Indonesia sebenarnya juga punya pembalap yang diidolakan. Dia adalah Galang Hendra Pratama.

Pebalap muda asal Yogyakarta ini digadang-gadang bisa mengharumkan Indonesia. Jalannya disebut-sebut tengah menuju ke sana.

Tanda-tandanya pun perlahan terlihat. Galang menjadi pebalap pertama Indonesia yang juara dalam salah satu seri Kejuaraan Dunia Supersport 300 (300-600 cc).

Tepatnya di Kejuaraan Balap Motor Dunia Superbike, yakni di Sirkuit Jerez, Spanyol, tahun lalu. Ia juga menang di Sirkuit Automotodrom Brno, Ceko, Juni tahun ini.

Baca Juga:

Apresiasi pun berdatangan. Termasuk Muhammad Abidin, General Manager Divisi Pascapenjualan dan Departemen Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor MFG yang merupakan tim pendukung Galang di Superbike.

”Ini hasil luar biasa karena Galang bersaing dengan pebalap-pebalap terbaik dari negara yang memiliki sejarah balap motor yang kuat, seperti dari Eropa dan Amerika Serikat (AS),” katanya.

Perlu diketahui, Galang adalah pebalap Indonesia yang paling dekat dengan kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP.

Pasalnya, kini ia sedang berkiprah di Kejuaraan Dunia Supersport 300, kelas terendah dari empat kelas yang dipertandingkan Superbike.

Tiga kelas di atasnya ialah Kejuaraan Dunia Superbike, Supersport, dan Piala PIM Superstock 1000.

Kejuaraan Superbike tersebut memiliki popularitas yang hanya kalah dari MotoGP. Umumnya, pebalap yang sukses di Superbike akan beralih ke MotoGP.

Sebut saja seperti Colin Edwards (Amerika Serikat) dan Nicky Hayden (Amerika Serikat). Nah, Galang punya prestasi cukup gemilang di Superbike.

Baca Selengkapnya