Tiga Alasan Demokrat Setengah Hati Dukung Prabowo-Sandi
Jakarta – Ruhut Sitompul meyakini bahwa Partai Demokrat tak benar-benar dukung pasangan Prabowo-Sandi. Menurut mantan politikus Partai Demokrat itu, kekecewaan pihak SBY yang masih menginginkan AHY membuat dukungan Demokrat setengah hati pada Prabowo Subianto.
Ia lantas menjabarkan tiga alasan mengapa dirinya yakin Demokrat tak dukung Prabowo sepenuhnya.
Alasan pertama, kata Ruhut, politik itu bersifat spekulatif. Politik bukan semacam ilmu pasti matematika. Begitu pula Partai Demokrat. Ia menduga Demokrat sudah punya hitung-hitungannya sendiri terhadap banyak aspek. Artinya deklarasi dukungan ke Prabowo belum pasti mutlak juga.
Alasan kedua, Demokrat tengah mempersiapkan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Lantaran saat ini AHY belum jua diminati calon-calon presiden untuk Pemilu 2019, sudah bisa dipastikan kalau Demokrat akan memperjuangkan AHY maju di Pemilu 2024.
Baca Juga:
- Demokrat Papua Dukung Jokowi-Ma’ruf Ikuti Komando Ketua DPD Demokrat Papua
- Tak Takut di Pecat Demokrat, Gubernur Papua Dukung Jokowi
- NasDem Telah Membuka Pintu Buat Pakde Karwo Bila Keluar dari Demokrat
Namun angan-angan Demokrat itu tentu akan kian sulit diwujudkan apabila Prabowo-Sandi menang. Sebab dengan begitu, langkah Sandi untuk maju jadi Presiden di 2024 akan menutup jalan AHY.
“Karena secara logika politik, kalau memang Prabowo-Sandi betul didukung Demokrat, kalau menang, selesailah yang namanya AHY, yang digadang-gadang mau jadi calon presiden 2024,” katanya ketika ditemui wartawan di Malang, Kamis, (23/8).
“Karena itu,” kata Ruhut meyakinkan lagi, “feeling saya, ya, mereka kurang sungguh-sungguh dalam mendukung Prabowo-Sandi.”
Kemudian alasan ketiga adalah anggota Partai Demokrat tidak solid untuk mendukung Prabowo-Sandi. Manuver di tikungan terakhir yang dilakukan Sandiaga Uno menjelang deklarasi capres-cawapres dinilai mencederai kepercayaan Demokrat.
Sama seperti alasan kedua, faktor tidak jadinya AHY mendampingi Prabowo dinilai Ruhut jadi faktornya. “Kalau Prabowo menang, mungkin dia (AHY) dapat menteri; kalau enggak?”
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: