Connect with us

Dioda Pengubah Panas Jadi Sumber Daya

Gambar design Dioda Gu(Ilustrasi : Yi Gu)

Washington – Suatu hari kelak, panas yang dihasilkan beragam barang elektonik bias diubah menjadi bahan bakar yang bisa digunakan. Perangkat ini, adalah material komposit multikomponen dan multilayer yang disebut dioda Schottky van der Waals. Dioda dari material komposit ini, mengubah panas menjadi listrik hingga tiga kali lebih efisien daripada silikon – bahan semikonduktor yang banyak digunakan di industri elektronik.

Perangkat baru pengubah panas itu, dikembangkan oleh fisikawan Universitas Washington State University (WSU) Yi Gu. Seperti dikutip dari laman sciencedaily.com, pada Kamis (31/8/2017), meski masih dalam tahap awal pengembangan, dioda baru pada akhirnya bisa memberikan sumber daya tambahan untuk segala hal mulai dari smartphone hingga mobil.

“Kemampuan dioda kami untuk mengubah panas menjadi listrik sangat besar dibandingkan dengan bahan curah lainnya yang saat ini digunakan dalam elektronika,” kata Gu, seorang profesor di WSU Departemen Fisika dan Astronomi.

Ke depan, menurut Gu, satu lapisan bisa menempel pada sesuatu yang panas seperti knalpot mobil atau motor komputer dan yang lainnya ke permukaan pada suhu kamar. Dioda kemudian akan menggunakan perbedaan panas antara kedua permukaan untuk menciptakan arus listrik yang bisa disimpan dalam baterai dan digunakan bila diperlukan. ”

Gu baru-baru ini, menerbitkan sebuah makalah tentang dioda Schottky di The Journal of Physical Chemistry Letters.

Dioda Jenis Baru

Dalam dunia elektronika, dioda Schottky digunakan untuk memandu listrik ke arah yang spesifik, serupa dengan bagaimana katup di air utama mengarahkan aliran cairan yang melewatinya. Mereka dibuat dengan menempelkan logam konduktor seperti aluminium ke bahan semikonduktor seperti silikon.

Alih-alih menggabungkan logam biasa seperti aluminium atau tembaga dengan bahan semikonduktor konvensional seperti silikon, dioda Gu dibuat dari multilayer mikroskopik Indium Selenide. Gu dan tim mahasiswa pascasarjana menggunakan proses pemanasan sederhana untuk memodifikasi satu lapisan Indium Selenide, untuk bertindak sebagai logam dan lapisan lainnya berfungsi sebagai semikonduktor.

Para peneliti, kemudian menggunakan jenis mikroskop confocal baru. Mikroskop itu dikembangkan oleh Klar Scientific, sebuah perusahaan start up yang sebagian didirikan oleh fisikawan WSU Matthew McCluskey, untuk mempelajari sifat elektronik material mereka.

Tidak seperti rekan-rekan konvensionalnya, dioda Gu tidak memiliki kotoran atau cacat pada antarmuka, di mana bahan logam dan semikonduktor digabungkan. Sambungan yang mulus, antara logam dan semikonduktor memungkinkan listrik melaju melalui perangkat berlapis banyak dengan efisiensi hampir 100 persen.

“Bila Anda memasang logam ke bahan semikonduktor seperti silikon untuk membentuk dioda Schottky, selalu ada beberapa cacat yang terbentuk pada antarmuka,” kata McCluskey, rekan penulis penelitian ini.

Ketidaksempurnaan ini menjebak elektron, menghambat aliran listrik. “Dioda Gu adalah unik karena permukaannya tidak tampak memiliki cacat ini, ini menurunkan ketahanan terhadap arus listrik, membuat perangkat ini lebih hemat energy,” tutur Mc Cluskey.

Gu dan rekan-rekannya, saat ini sedang menyelidiki metode baru untuk meningkatkan efisiensi kristal Indium Selenide mereka. Mereka juga mengeksplorasi cara untuk mensintesis jumlah materi yang lebih besar sehingga bisa dikembangkan menjadi perangkat yang berguna.

“Meski masih dalam tahap awal, pekerjaan kami merupakan lompatan besar ke depan di bidang thermoelectrics. Ini bisa memainkan peran penting dalam mewujudkan masyarakat yang lebih hemat energi di masa depan,” pungkas Gu.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya