Kosta Rika Buka Kedubesnya di Jakarta Setelah 32 Tahun Hubungan Diplomatik
Jakarta – Menteri Luar Negeri Kosta Rika Manuel Gonzalez Sanz melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam kunjungannya ke Indonesia. Pertemuan yang diadakan Minggu (3/9/2017) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta membahas sejumlah hal, termasuk dibukanya kedutaan besar Kosta Rika di Jakarta, setelah menjalin hubungan diplomatik selama 32 tahun dengan Indonesia.
Kosta Rika menjadi negara ke-12 di Amerika Latin dan Karibia yang membuka kantor diplomatik di Indonesia. Menteri Luar Negeri Manuel Gonzalez Sanz berharap dibukanya kantor perwakilan diplomatik tersebut bisa semakin mempererat dan memperluas kerja sama antarkedua negara khususnya dalam bidang perdagangan dan ekonomi.
Menurut Sanz, rencana pembukaan kedubes itu sudah ada sejak 2015, pada saat Retno berkunjung ke San Jose, ibu kota Kosta Rika. Ia juga sangat senang bahwa negaranya “hadir secara fisik” di Jakarta.
Sanz berharap, dengan ini kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan bisa lebih dimaksimalkan lagi tak hanya secara bilateral tapi juga dalam forum internasional. Salah satunya, mengenai kesamaan sikap dan pandangan antara San Jose dan Jakarta dalam beberapa isu global, antara lain sama-sama mengecam provokasi nuklir dan rudal Korea Utara.
“Selain itu, kami juga menghargai upaya Indonesia yang mau menandatangani inisiatif pelarangan senjata nuklir yang baru-baru ini disepakati dan akan ditandatangani pada Sidang Umum PBB nanti di New York pada 20 September mendatang,” kata Sanz.
Sementara itu, Menlu Retno pun menyambut niat baik pembukaan kantor diplomatik ini yang bisa menjadi pemicu penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara. “Tentunya pembukaan Kedutaan Besar Kosta Rika di Jakarta ini akan memfasilitasi peningkatan kerja sama Indonesia dengan Kosta Rika di berbagai bidang dan semakin menegaskan reputasi Jakarta sebagai diplomatic capital of ASEAN” ujar Retno.
Menlu Retno mengakui bahwa volume perdagangan antara Indonesia dan Kosta Rika masih belum begitu tinggi. Namun, adanya tren kenaikan yang sangat luar biasa, memicu kedua negara untuk terus meningkatkan perdagangan. Perdagangan kedua negara di tahun 2016 meningkat 97 persen dari perdagangan di tahun 2015. Itu adalah angka perdagangan tertinggi selama lima tahun terakhir antar kedua negara.
Selain bidang ekonomi Indonesia dan Kosta Rika juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan antar kedua negara. Hal itu ditunjukkan dengan melalukan peningkatan pertukaran pelajar. Selain itu, Indonesia juga memberikan beasiswa kepada pemuda Kosta Rika. Setidaknya, saat ini sudah ada delapan pemuda Kosta rika yang menggunakan beasiswa tersebut.
Menlu Retno juga berharap bahwa bidang energi menjadi hal yang sangat potensial untuk dijalin kerja samanya. Pasalnya, Kosta Rika sangat dikenal sebagai negara yang menggunakan energi terbarukan. Sebanyak 99 persen energi di Kosta Rika menggunakan energi terbarukan, di antaranya menggunakan energi air dan panas bumi.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: