CEO Pertamina: Kami Siap Songsong Revolusi Industri 4.0
Yogyakarta – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM menggelar acara CEO Talk yang ketiga, digagas oleh Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM pada Selasa (12/9/2017). CEO yang tampil kali ini adalah CEO PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik yang bertempat di lantai 4 Convention Hall, Perpustakaan Mandiri Fisipol UGM. CEO Talk ini mengusung tema ”Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Energi Kita” yang dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto.
CEO Pertamina Elia Massa Manik menjelaskan bagaimana Pertamina dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Elia Massa memulai dengan membahas mengenai contoh Industri 4.0 serta peningkatan penggunaan artificial intelligence di sektor oil and gas.
Menurut Massa, aplikasi teknologi memungkinkan berbagai pemain internasional menciptakan nilai lebih. “Cukup miris ketika mengetahui bahwa konsumsi BBM di Indonesia, 60 persennya berada di sektor transportasi. Padahal kita bukanlah negara manufaktur,” ujarnya.
Lebih lanjut Massa menjelaskan bagaimana teknologi bisa membuat sesuatu itu lebih nyaman, mudah, terjangkau dan makin murah. Dengan bantuan digital teknologi minyak yang tadinya tidak bisa diambil kemudian bisa diambil. Ia pun menambahkan bahwa industri energi itu mencakup high risk, high capital intensive dan high technological exposure.
Seperti yang diungkapkan oleh Elia Massa bahwa sudah hampir semua unit di Pertamina saat ini sudah terdigitalisasi, hal ini harus dilakukan agar terus mengikuti perkembangan. Selama 3 tahun ke depan, digitaliasasi akan terus dikembangkan dan dipersiapkan oleh Pertamina, mulai dari upstream, pengolahan hingga pemasaran. Karena, pada dasarnya, oil and gas itu menjadi suatu hal yang paling advance dalam penerapannya. Menurut Massa, digital teknologi dalam dunia energi akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari operasional Pertamina.
“Semua basic digital teknologi sudah kita siapkan, salah satu misi Pertamina bukan hanya menghasilkan keuntungan, tapi juga untuk menghasilkan energi yang kompetitif,” tegasnya.
Pada acara CEO Talk kali ini, hampir 400 peserta yang hadir begitu antusias menyimak pemaparan CEO Pertamina Elia Massa Manik.
Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, peserta yang hadir juga sangat senang melihat penampilan Elia Massa yang santai, cair, cerdas dan jenaka. Selama satu jam lebih peserta tetap antusias dan tidak ada kesan ceramah berlangsung terlalu lama. Hal ini karena selain topiknya yang menarik, Massa juga bisa komunikatif dengan para peserta.
“Pak Dirut bisa mengajak peserta untuk berpartisipasi (terlibat) dengan cara menyampaikan joke, melempar pertanyaan, mengajak dialog, dan mengajak berfikir dengan isu-isu yang dilontarkan kepada audience,” ujar Erwan.
Menurut Erwan, dengan cara seperti itu, audience merasa terlibat langsung. Selama CEO Talk diselenggarakan, gaya yang santai dan mengajak audience terlibat untuk aktif dalam membahas topik yang disampaikan baru ada dalam ceramah CEO Pertamina ini saja.
Sedangkan dari sisi content menurut Erwan sangat jelas kalau Elia Massa Manik sangat menguasai bidangnya. Menurutnya Massa Manik dapat menguraikan secara detil data, fakta, dan persoalan teknis terkait Pertamina dengan sangat mengagumkan.
“Yang paling kami apresiasi tentu saja visi beliau tentang bagaimana membawa Pertamina dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Dari sisi visi, terlihat beliau tipe pemimpin yang terbuka dan dapat menerima perubahan,” kata Erwan.
Erwan menambahkan CEO Talk kali ini sangat beruntung karena mendapat pembicara yang cerdas, visioner dan menginspirasi seperti CEO Pertamina Elia Massa Manik. “Mudah-mudahan beliau tidak kapok untuk kami undang lagi berbagai ilmu dengan adik-adik mahasiswa UGM dan Fisipol khususnya,” pungkas Erwan.
Ping.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: