Bandara Letung: Membangun dari Pinggiran
Pulau Jemaja – Hampir rampungnya Bandara Letung Anambas di Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, menunjukkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat konsisten memberikan perhatian lebih di daerah terluar di Indonesia. Caranya adalah dengan membangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan hingga bandar udara. Proyek bandara ini hampir rampung 100% dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Keberadaan Bandara Letung (Pulau Jemaja) di Kabupaten Kepulauan Anambas yang hampir selesai dibangun ini, akan membuat wilayah perbatasan mendapat perhatian pemerintah. Bandara Letung di Kepulauan Anambas yang letaknya strategis berada di Laut China Selatan berdekatan dengan negara tetangga Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja siap menjadi pintu gerbang dan mempermudah akses transportasi di Kepulauan Anambas.
Beberapa waktu Lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, bahwa pembukaan dan pengoperasian bandara-bandara baru ini adalah wujud dari Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yaitu sebagai bentuk kehadiran negara bagi masyarakat di daerah terluar Indonesia.
Bandara ini nantinya tidak hanya dapat meningkatkan perekonomian wilayah perbatasan, namun dapat berfungsi sabagai basis pertahanan dan keamanan negara. “Suatu keharusan kita mengutamakan pulau terluar terdepan dalam pembangunan indonesia yang satu.” Ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Bandara Letung disukai pelancong mancanegara, karena dekat menuju Pulau Bawah yg cukup dikenal keindahan alamnya. Dimana pariwisata menjadi salah tujuan pengembangan ekonomi.
Bandara letung memiliki ukuran landas pacu 1.200 x 30 meter dan landas hubung 125 x 15 meter serta landas parkir untuk 3 pesawat berukuran 125 x 70 meter. Pada 22 November 2016 lalu telah dilakukan terbang perdana. Sekarang sudah ada penerbangan komersial tapi hari Rabu menggunakan Susi Air dengan tarif subsidi Rp 350 ribu untuk rute Tanjungpinang (Pulau Bintan) – Letung (Kab. Anambas). Ada juga penerbangan sewa bagi turis yg berkunjung ke Pulau Bawah.
Menuju pusat pemerintahan (Kota Tarempa di Pulau Siantan), memerlukan layanan konektivitas transportasi yang berkelanjutan. Jalur darat dan air masih harus disiapkan dengan benar. Kapal penyeberangan diupayakan maksimal satu jam perjalanan. Jarak Pulau Jemaja dan Pulau Siantan 45 mil.
Hal ini nantinya menjadi kerja cerdas bagi pemda setempat untuk lebih mengenalkan Kepulauan Anambas ke mancanegara lebih gencar lagi.
Kelak, jika sudah selesai dibangun akhir tahun ini, dapat dilakukan skenario rute penerbangan Batam-Anambas-Natuna atau Tanjungpinang-Anambas-Natuna. Pesawat yang digunakan pun bisa jenis ATR yang berkapasitas 70 seat. Jadi bisa tidak perlu disubsidi lagi, jika sudah banyak penggunanya.
Dengan hampir rampungnya Bandara Letung ini, pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) mulai menampakkan wujudnya.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: