Mengenal Khilafatul Muslimin; Sempalan NII dan Masuk Daftar Teroris TRAC
Jakarta – Diskusi bertajuk “Syiar dan Silaturrahim Kekhalifahan Islam Se-Dunia 1440H” yang diadakan oleh jemaah Khilafatul Muslimin tak diberi izin kepolisian karena dianggap makar. Lalu, seperti apa organisasi Khilafatul Muslimin ini?
Dalam situs web resmi Khilafatul Muslimin, organisasi tersebut terang menyebut bahwa mereka merupakan wadah umat Islam dalam berjemaah melalui sistem kekhalifahan. Organisasi ini dibentuk pada 18 Juli 1997 di Lampung dan berkantor pusat di Teluk Betung, Bandar Lampung.
Khilafatul Muslimin dipimpin oleh seorang khalifah atau amirul mukminin. Mereka juga berniat mendirikan perwakilan di seluruh dunia.
Pemimpin organisasi tersebut adalah Abdul Qadir Hasan Baraja. Sosok Hasan Baraja ini, dikutip dari Majalah SINDO Weekly, merupakan salah satu pendiri Majelis Mujahidin Indonesia. Ia juga sempat dipenjara lantaran kasus Teror Warman dan Bom Borobudur pada 1985.
Meski berpaham khilafah, mereka menolak disebut organisasi radikal. Pemimpinnya, Hasan Baraja, menyatakan bahwa organisasinya merupakan organisasi rahmatan lil alamin. “Jadi, Khilafatul merupakan sebuah organisasi yang penuh dengan kasih sayang,” ujar Baraja, seperti dikutip dari SINDO Weekly.
Baca Juga:
- Polres Bogor Tolak Izin Penyelenggaraan Acara Paham Khilafah
- Kenapa Bendera Hitam dengan Kalimat Tauhid Dilarang di Arab Saudi?
- NU dan Muhammadiyah Siap Jaga Indonesia dari Paham Khilafah
Sempalan NII dan Masuk Daftar Teroris TRAC
Meski tak ingin disebut sebagai organisasi radikal, toh Khilafatul Muslimin punya irisan yang jelas dengan organisasi-organisasi radikal.
Menurut Amich Alhumami, pakar Antropologi, banyak organisasi seperti Khilafatul Muslimin yang merupakan sempalan dari Negara Islam Indonesia. “Akarnya ada di gerakan NII. Ada pertarungan internal religi di NII. Itu lebih cenderung persaingan antarelite,” ujar Alhumami.
Sukamto dari NII Crisis Center memaparkan bahwa para pemimpin organisasi tersebut merupakan sempalan NII Teritorian Abu Toto alias Panji Gumilang, NII Non-Teritorial seperti Ring Banten, serta sempalan Jemaah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Baasyir.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: