Strategi Bank Indonesia Menurunkan Inflasi Tahunan 2017-2019
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengungkapkan inflasi tahunan saat ini masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina, yang sudah di bawah tiga persen. Tahun ini ditetapkan inflasi Indonesia di angka empat persen, Bank Indonesia (BI) manargetkan inflasi tahun 2018-2019 sebesar 3,5 persen (year-on-year).
Dalam mencapai target inflasi tahunan 2017-2019, Agus mengatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk bersama-sama menjaga daya beli masyarakat. Selain itu pola-pola subdisi yang bersifat konsumtif dialihkan ke sektor produktif seperti sudah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Inflasi yang terjadi saat ini, salah satunya dipicu karena ketiadaan infrastruktur yang memadai sebagai akibat dari keterbatasan anggaran.
“Sekarang kita tidak utamakan pertumbuhan tetapi kita alihkan strateginya menjadi stability of growth, di pemerintahan Jokowi, beliau hapus subsidi BBM dan juga bertahap hapus subsidi listrik dan lainnya, nah kalau semua sudah diganti (subsidinya) ini sejalan dengan reformasi fiskal yang baik,” kata Agus usai menghadiri Peringatan Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Depok, Rabu (20/9).
Gubernur BI juga akan mendorong defisit neraca transaksi berjalan tidak semakin meningkat dengan mereformasi strategi penerimaan negara dari sektor perpajakan. Selain itu dengan terus berupaya meningkatkan penerimaan dari ekspor yang tidak hanya berbasis komoditas. “Jadi mesti ditantang semua untuk mempersiapkan diri, harus investasi dan industrialisasi supaya kita bisa processing, sebab selama ini semua masih andalkan ekspor bahan natural mentah. Kita jangan jadi negara konsumtif tapi harus produktif, makanya jangan hanya ekspor bahan mentah tapi harus ada added value,” ucapnya.
Penerimaan negara yang bertambah besar, otomatis akan berpengaruh pada defisit neraca transaksi berjalan. Jika dua strategi ini dapat dilakukan dengan baik, inflasi akan jauh lebih mudah dikendalikan sehingga target tahun ini dan selanjutnya dapat tercapai. “Perbaikan penerimaan negara dengan reformasi fiskal, juga akan membuat ketergantungan kita terhadap utang luar negeri akan rendah, selama ini defisit income kita karena harus bayar utang dan dividen yang besar setiap triwulan kedua,” ungkap Agus.
Demi mendorong perbaikan income negara dari ekspor, pemerintah akan berupaya segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung seperti galangan kapal, pelabuhan dan lainnya. Diharapkan pada 2019 Indonesia sudah tidak lagi tergantung dengan asing untuk dapat menjual produknya ke luar negeri. “Jasa transportasi laut untuk ekspor impor selama ini kita pakai transportasi laut dengan sewa tenaga kerja, kapal dan kontainer milik asing, jadi harus ada program konkret agar tidak bergantung lagi pada asing, kita harus bangun transportasi laut kita sendiri,” tuturnya.
K.Rinaldi
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: