Anak dan Bapak Sama-Sama Wali Kota Cilegon, Sama-Sama Tersandung Korupsi
Jakarta — Ibarat, buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya. Barangkali, pepatah itu tepat disandang oleh Wali Kota Cilegon Tubagus (Tb) Iman Ariyadi. Ia seperti ayahnya, mantan Wali Kota Cilegon Tb Aat Suafaat yang juga terjerat kasus kurupsi oleh KPK, pada 2010 silam.
Seperti diketahui, Iman yang kini harus mendekam di tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena terjerat Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, pada Jumat malam (22/9/2017). Baik Iman maupun Aat ayahnya, kini memantik perhatian, karena tiba-tiba dikenal luas masyarakat Indonesia, bukan karena prestasinya tapi karena diduga korupsi.
Iman diciduk KPK bersama sembilan orang lainnya dari jajaran Pemerintah Kota Cilegon, dan petinggi perusahaan swasta. Mereka ditangkap karena dugaan terlibat transaksi suap.
Perjalanan kariernya, Iman mengikuti jejak ayahnya, Tb Aat Syafaat yang pernah menjadi Wali Kota Cilegon sebelum Iman menjabat. Aat lebih dulu menjabat dua periode pada 2000-2005 dan 2005-2010. Dia kemudian digantikan oleh anaknya, Iman yang juga menjabat untuk dua periode, yakni 2010-2015 dan 2016-2021.
Selain sama-sama menjabat sebagai orang nomor satu di Cilegon, keduanya juga sama-sama terjerat kasus di KPK. Aat yang tutup usia pada 2016 lalu itu, pernah tersandung kasus korupsi pembangunan dermaga trestle Kubangsari Cilegon tahun anggaran 2010.
Saat itu, KPK menetapkan Aat sebagai tersangka dengan dugaan merekayasa pemenang tender dan penggelembungan harga pembangunan dermaga. Akibat perbuatannya, negara dirugikan Rp11,5 miliar dari total nilai proyek Rp49,1 miliar.
Pada 2013, Pengadilan Tipikor Jakarta menyatakan Aat terbukti bersalah melakukan korupsi dan menjatuhkan vonis pidana tiga tahun enam bulan penjara. Selain hukuman fisik, Aat juga dihukum membayar denda Rp400 juta subsider tiga bulan kurungan dan uang pengganti Rp7,5 miliar.
Kini putra almarhum, Iman menghadapi permasalahan serupa terkait pidana korupsi. Iman ditangkap KPK bersama sembilan orang lainnya dalam sebuah OTT yang dilakukan sejak Jumat malam (22/9) sampai Sabtu dinihari (23/9). Iman dan sembilan orang lainnya ditangkap karena diduga terlibat transaksi suap terkait perizinan di bidang industri.
“Ada uang ratusan juta yang diamankan sebagai barang bukti,” ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan.
Nasib Iman, kini ada di tangan KPK. KPK punya waktu waktu 1×24 jam sejak penangkapan untuk menaikkan status Iman dan sembilan orang lainnya sebagai tersangka. “Dalam waktu maksimal 24 jam akan kami sampaikan hasil OTT ini melalui konferensi pers,” kata Basaria.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: