Di Tengah Penyelidikan, Twitter Memblokir 200 Akun Terkait Rusia
Jakarta – Di tengah penyelidikan Komite Intelejen Senat Amerika Serikat (AS), Twitter menyatakan pihaknya telah membloikir sekitar 200 akun yang terkait dengan Rusia. Namun, seorang senator Demokrat yang berpengaruh berkomentar bahwa upaya tersebut masih belum mencukupi.
Senator Mark Warner, pemimpin tertinggi Partai Demokrat di Komite Intelijen Senat AS, memanggil pejabat Twitter untuk bersaksi secara tertutup pada Kamis (28/9) kemarin, sebagai bagian dari penyelidikan pengaruh Rusia dalam pemilu 2016.
Twitter juga memberi penjelasan kepada Dewan Intelijen DPR pada hari yang sama. Adapun Facebook menghadapi pemanggilan serupa awal bulan ini.
Anggota parlemen menduga, bahwa jaringan media sosial ini mungkin telah memainkan peran besar dalam upaya Moskow untuk menyebarkan propaganda, menabur perselisihan politik di AS, dan membantu Donald Trump terpilih sebagai Presiden. Rusia menyangkal adanya aktivitas semacam itu dan Trump membantah adanya kolusi.
Warner mengatakan, pejabat Twitter belum menjawab banyak pertanyaan tentang penggunaan platform-nya oleh Rusia dan hal media social tersebut masih rentan terhadap manipulasi asing.
“Presentasi perusahaan kepada Komite Intelijen menunjukkan kurangnya pemahaman dari tim Twitter tentang betapa seriusnya masalah ini,” kata Warner, seperti dikutip Reuters.
Warner juga kurang puas dengan apa yang dilakukan Twitter yang membatasi peninjauannya terhadap akun yang terkait dengan profil palsu yang telah ditemukan sebelumnya oleh Facebook.
Ketika dimintai komentarnya terhadap pernyataan Warner oleh Reuters, Twitter menolak memberikan keterangan. Perusahaan yang berbasis di San Francisco tersebut mengatakan, telah mengidentifikasi dan menghapus 22 akun yang terkait langsung dengan sekitar 500 halaman atau profil palsu Facebook terkait dengan Rusia dan menemukan lebih dari 179 akun yang terkait.
Selain kesaksian pribadi oleh para tim dari Twitter, perusahaan tersebut menerbitkan sebuah posting blog publik pada hari Kamis yang membahas rincian langkah-langkah yang diambil untuk memerangi propaganda.
Warner dalam sambutannya kepada wartawan menyebut pernyataan Twitter “sangat mengecewakan” dan “tidak memadai.”
Komentar tersebut memberi isyarat, bahwa penyelidikan kongres terhadap penggunaan platform media sosial Rusia tidak akan berkurang. Twitter, Facebook dan perusahaan Internet lainnya termasuk Google terus menghadapi kritik karena semakin banyak informasi yang muncul mengenai manipulasi platform mereka selama kampanye pemilu 2016.
Pengguna, pembuat undang-undang dan analis teknologi telah lama mengkritik Twitter karena terlalu longgar dalam menindak akun palsu. Tidak seperti Facebook, Twitter memungkinkan seseorang membuat akun anonim dan akun bot (akun otomatis), sehingga jauh lebih sulit untuk dikendalikan.
Apalagi Twitter juga mengatakan, media Rusia, Russia Today, telah menghabiskan US$274.100 untuk iklan di Twitter dan mempromosikan 1.823 tweet yang berpotensi mengarah ke pasar AS.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: