Connect with us

Hina Kiai dan Lambang NU, Beberapa Akun Facebook Dilaporkan ke Polda Jatim

Surabaya – Gerakan Pemuda Ansor mendatangi Unit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim. Mereka melaporkan beberapa akun di media sosial (facebook) yang diduga melakukan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap para kiai, ketua umum PP GP Ansor hingga lambang lembaga Nahdlatul Ulama (NU), pada Kamis (12/10/2017).

GP Ansor melaporkan kasus tersebut setelah beberapa upaya penyelesian secara kekeluargaan tak dihiraukan oleh pemilik akun di medsos. Beberapa akun di Faecbook yang dilaporkan ke polda diantaranya, akun Generasi Muda NU Jawa Timur yang mengunggah lambang NU dan dimodifikasi menjadi NU Protestan, Nahdlatul Ulama Cabang Kristen penyembah yesus kristus dan akun Zabid Mochammad yang menghina ketua umum GP Ansor.

Akun Facebook Generasi Muda NU Jawa Timur selain menghina lambang NU, dalam postingannya akun tersebut memposting foto Yenny Wahid (putri almarhum Gus Dur) saat mendampingi Presiden Jokowi kunjungan ke Pondok Pesantren di Sumenep, Madura serta menuliskan “Jilbob itu harom…. Rambut kelihatan itu aurat…. Ketat, menonjol dan kebuka itu aurat. Buka aurat hukumnya harom. Meski dalam dunia dicap anak wali. Wali apa? wali murid dsb….”. Lalu ada lagi postingan yang menuliskan “Gus Mus pelukis cabul (sebenarnya) tidak pantas disebut gus meski dia anak kyai….”.

Sedangkan akun Facebook Zabid Mochammad dilaporkan karena memposting kalimat ‘Gus Yaqut iblis bermuka gus!!!. Seperti diketahui Gus Yaqut sendiri merupakan ketua umum GP Ansor saat ini.

Menurut A Gufron Siradj, pengurus dari PP GP Ansor mengatakan sebenarnya GP Ansor sudah melakukan tabayyun. Namun pemilik akun Facebook tersebut tidak ada itikad baik melakukan permohonan maaf , oleh karenai itu pihaknya melaporkan ke pihak kepolisian agar diselesaikan secara hukum di negeri ini. “Kita menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian, untuk menyelidiki dan mengungkap kasus ujaran kebencian ini, agar tidak menimbulkan keresahan warga NU,” ujarnya.

Gufron menambahkan, para kiai resah terhadap akun-akun di media sosial yang menghina dan menghujat para kiai. Baginya perbedaan pendapat itu hal biasa, tetapi kalau dengan ujaran kebencian dan menimbulkan keresahan, itu harus ditindak secara hukum.

Ditanya tentang akun yang namanya Generasi Muda NU Jawa Timur, kata Gufron, akun tersebut bukan dari lembaga atau badan otonom NU. “Nggak mungkin lah NU kayak gitu. Bukan karakter NU ngata-ngatain orang. Kita itu sudah melakukan tabayun,” terangnya.

Sedangkan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan pihaknya telah memerintahkan anggota untuk mengusut pelaku penghina kiai dan pelecehan logo Nahdlatul Ulama (NU) di media sosial. Menurut Machfud, pihak kepolisian menyikapi serius laporan tersebut dan saat ini telah ditangani Ditreskrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus).

“Kami akan memproses laporan dugaan penghinaan terhadap kiai dan NU melalui medsos, kalau memenuhi aturan persyaratan hukumnya ya kita kejar, tindak,” ujarnya.

Kapolda juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan kabar di media sosial tersebut dan tetap menjaga kondusifitas Jawa Timur. Ia meminta masyarakat untuk menyerahkan kepada petugas polisi. “Mohon waktunya, semoga anggota saya dapat menangkap. Kalau tertangkap lebih cepat, saya lebih senang,” tuturnya.
Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya