Connect with us

Catat, Kampus Se-Indonesia Akan Deklarasikan Lawan Radikalisme di Peringatan Sumpah Pemuda

Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama para rektor dalam aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme di Pulau Peninsula Nusa Dua, Bali, Salasa (26/9). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti oleh 3000 perguruan tinggi se-Indonesia untuk deklarasi bersama menjaga keutuhan bangsa dengan wadah NKRI sekaligus mencari solusi dan merumuskan langkah yang harus ditempuh menghadapi berkembangnya paham radikalisme yang semakin mengancam bangsa. Setkab

Jakarta – Gabungan pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa dari berbagai Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia bakal mendeklarasikan sikapnya melawan radikalisme. Hal ini akan dilakukan pada saat peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 mendatang.

“Kami seluruh pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, akan menggelar Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme secara serentak di seluruh Indonesia pada 28 Oktober 2017 yang bertepatan peringatan Sumpah Pemuda,” tegas Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dr. Maruarar Siahaan, di Jakarta, Kamis (12/10).

Maruarar mengatakan aksi kebangsaan serentak yang dilakukan seantero Indonesia tersebut akan diisi dengan berbagai acara termasuk kuliah akbar dan orasi kebangsaan, sekaligus pembacaan Deklarasi Perguruan Tinggi seluruh Indonesia melawan radikalisme.

Kegiatan tersebut rencananya akan dilakukan di 350 kabupaten/kota pada 34 provinsi yang melibatkan 4,5 juta peserta. Adapun peserta tersebut meliputi pimpinan perguruan tinggi dan civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, serta staf di perguruan tinggi.

Maruarar menambahkan tujuan strategis dari acara ini adalah mempertegas sikap perguruan tinggi se-Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing kampus untuk melawan radikalisme dan intoleransi. “Juga menjadi benteng bagi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” serunya.

Selain itu, Maruarar juga mengatakan kegiatan ini demi menyosialisasikan secara lebih luas di kalangan civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum, mengenai isi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme. “Untuk secara bersama diaktualisasikan secara nyata dan konkret dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan sosial-kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi,” imbuhnya.

Sedangkan di Jakarta sendiri, kegiatan ini akan di pusatkan di Lapangan Banteng yang direncanakan akan melibatkan kurang lebih 150.000 mahasiswa dan civitas akademika dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-DKI Jakarta.

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Tommy Nugroho Tanumihardja berharap kegiatan ini dapat menjadi semangat bagi kalangan pemuda mahasiswa di perguruan tinggi untuk merevitalisasi kembali nilai-nilai dan semangat Sumpah Pemuda.

“Agar dapat kembali diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan sebagai modal bersama mewujudkan Indonesia yang aman, adil, makmur serta sejahtera,” ujarnya.

Aksi ini juga menjadi tindak lanjut dari pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi Se-Indonesia yang dilakukan tanggal 25-26 September 2016 lalu di Bali. Diikuti 3.000 pimpinan perguruan tinggi serta ditutup oleh Presiden Joko Widodo, acara tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi dan program tindak lanjut, termasuk kesepakatan untuk menggelar Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme secara serentak di seluruh Indonesia pada 28 Oktober 2017 ini.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya