Keputusan Pemerintah Mendirikan Bekraf Berhasil Pacu Kemajuan Ekonomi Kreatif
Jakarta – Berjalan seiring dengan pariwisata, sektor ekonomi kreatif pun digadang-gadang sebagai sumber dan kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia. Terlebih di tengah melambatnya harga komoditas dan bahan mentah secara global.
Ekonomi kreatif yang juga disebut-sebut sebagai ekonomi masa depan ternyata bisa membuktikan bahwa sektor ini mampu memberkan sumbangan yang positif bagi perekonomian Indonesia. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa keputusan Presiden Joko Widodo melepaskan kreatif dari Kementerian Pariwisata agar bisa lebih fokus terbukti berhasil.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, dalam paparannya di acara 3 Tahun Capaian Jokowi-JK yang dilakukan di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Selasa (17/10) lalu. “Di masa depan, ekonomi tidak semata-mata bergantung pada sumber daya alam mentah,” demikian kata Triawan memastikan.
Salah satu paparannya menyebutkan bahwa ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi sebesar 7,38% terhadap perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp852,24 triliun. Hal ini, lanjut Triawan, diklaim telah berjalan sesuai tugas ekonomi kreatif, yakni memberikan nilai tambah sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tinggi dan berkontribusi besar pada perekonomian.
“Dari total kontribusi tersebut, subsektor kuliner, kriya, dan fesyen memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif,” tambahnya.
Benar saja. Subsektor kuliner ditunjukkan berkontribusi sebesar 41,69%. Sedangkan fesyen sebesar 18,15% dan kriya sebesar 15,70%. Sementara untuk empat subsektor lainnya macam film, musik, art, dan game (animasi) disinyalir berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru.
Pasalnya, empat subsektor ini pun tercatat mengalami pertumbuhan paling pesat, yakni film dengan 10,28%, musik 7,26%, art/arsitektur 6,62%, dan game tumbuh sekitar 6,68%.
Bertumbuh Seiring Merebaknya Bioskop
Menurut Triawan, pertumbuhan film di Indonesia terlihat dari banyaknya bioskop yang telah dibangun. Setidaknya lebih dari 1.200 bioskop telah dibangun di beberapa kota. Dengan banyaknya fasilitas bioskop tersebut, imbuhnya, praktis juga memengaruhi jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.
Ia lantas memberi contoh pada film Laskar Pelangi dan Ada Apa dengan Cinta 2. Di dalam film tersebut mengambil latar beberapa objek wisata di Indonesia yang selamai ini dianggap belum populer. Namun berkat film tersebut, wisatawan lantas banyak yang tertarik untuk mengunjungi langsung lokasi-lokasi yang dijadikan latar film.
“Selama 30 tahun lebih investasi pada bidang perfilman itu tertutup untuk investor asing. Kini mereka sudah lebih maju. Karena itulah dibuka investasi untuk film,” jelasnya.
Hanya saja Triawan mengakui masih ada hambatan dan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif, terutama terkendala oleh ekosistem bisnis dan investasinya.
“Untuk itu kami bersama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memformulasikan tawaran kepada para investor luar untuk berinvestasi di bidang bioskop. Seperti sekarang, saat ini FOX pun sedang berjalan yang akan menggarap film Wiro Sableng,” tukasnya.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: