Connect with us

Target Ekspor TPT Tahun 2017 Senilai US$12 miliar Yakin Tercapai

Industri TPT diharapkan tumbuh 1,7 persen(foto : Citra Indonesia)

Jakarta – Hingga akhir kuartal III-2017, ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional mencapai US$ 9 miliar. Keruan target ekspor TPT tahun ini sebesar US$ 12 miliar, diyakini dapat tercapai. Jumlah itu naik 1,6% dari tahun 2016 sebesar US$ 11,8 miliar.

Kendati begitu, dari tahun ke tahun, hambatan ekspor justru bertambah. “Sehingga nilai ekspor sulit tumbuh pesat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudarajat di Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Indonesia, menurut Ade, tidak memiliki tarif khusus ke pasar tradisional, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sebaliknya, negara pesaing memiliki perjanjian dagang, sehingga bisa memacu ekspor.

Sementara itu, untuk menjajal pasar baru, daya beli masyarakatnya tak sebagus Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Ade sempat pesimistis, jika kondisi pasar tidak membaik, kemungkinan ekspor malah turun 2% menjadi US$ 11,5 miliar.

Saat ini, Ade menegaskan, tarif bea masuk (BM) ekspor TPT ke AS mencapai 12,5% dan Uni Eropa 16%. Sementara itu, pasar ekspor potensial TPT adalah Tiongkok. Sejak awal tahun, industri dalam negeri mulai gencar masuk melalui outlet-outlet yang sudah besar disana, seperti Uniqlo, merek tekstil Jepang.

Walaupun demikian, menurut Ade, untuk pakaian jadi, saingan terberat Indonesia adalah Tiongkok sendiri. Untuk benar-benar menggarap pasar Tiongkok, harus ada perbaikan rantai pasokan global yang saat ini belum selaras. Contohnya, tarif listrik industri TPT lokal masih mahal dan industri TPT hulu lemah.

Dipatok Tumbuh 1,7 %

Sampai dengan akhir tahun ini, sebenarnya Kementerian Perindustrian mematok pertumbuhan industri TPT di kisaran 1,6 persen – 1,7 persen. Target pertumbuhan tersebut lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun sebelumnya, yakni 1,2 persen.

“Untuk itu, insentif yang diperlukan guna mendorong kinerja industri TPT, antara lain penurunan tarif energi listrik dan gas,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono beberapa waktu lalu.
Selain itu, dibutuhkan perlindungan pasar dalam negeri dari impor ilegal dan kemudahan akses penjualan ke dalam negeri, serta insentif ekspor.

Kemenperin mencatat, industri TPT mampu menyumbang devisa negara sebesar US$11,87 miliar atau 8,2 persen dari total ekspor nasional pada tahun lalu. Sementara itu, nilai ekspor sektor ini pada periode Januari-Mei 2017 mencapai US$5,11 juta atau naik 3,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Industri TPT dinilai menjadi jaring pengaman sosial dengan menyerap tenaga kerja. Pada Januari-Mei 2017, terserap sebanyak 2,69 juta tenaga kerja di sektor TPT atau 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Pada 2016, nilai investasi industri TPT mencapai Rp7,54 triliun.

“Selama tiga tahun terakhir, industri TPT nasional mengalami kontraksi dalam pertumbuhannya. Hal ini didorong oleh investasi baru maupun perluasan pabrik,” imbuhnya.

Per kuartal I 2017, nilai investasi industri TPT untuk penanaman modal asing mencapai US$174,51 ribu atau meningkat 17,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$147,92 ribu.

Lebih lanjut Sigit menyampaikan, produk domestik bruto (PDB) atas harga dasar berlaku untuk Industri TPT sampai dengan kuartal I 2017 mencapai Rp35,98 triliun atau tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,60 triliun.

“Pertumbuhan industri TPT pada kuartal I 2017 juga mengalami kenaikan sekitar 0,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016,” tuturnya.

Menurut Sigit, tren kenaikan pertumbuhan produksi yang dialami industri tekstil dan pakaian jadi tersebut dikontribusikan dari sektor skala mikro dan kecil dengan sumbangsih masing-masing 7,96 persen dan 5,40 persen.

“Hal ini menunjukkan industri skala mikro, kecil dan menengah menjadi pemasok utama untuk pasar dalam negeri,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, potensi pasar domestik maupun global untuk industri TPT masih terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan tekstil non-sandang. Misalnya, untuk kebutuhan rumah tangga dan furnitur.

“Kami optimistis, industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Apalagi, industri ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional,” ucapnya.

Mesin Sudah Tua

Namun, industri ini masih mengalami berbagai tantangan. Salah satunya, yaitu kondisi permesinan yang mayoritas usianya sudah tua, terutama pada industri pertenunan dan perajutan.

‘Upaya peremajaan mesin dan peralatan industri TPT yang selama ini kami lakukan sebenarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif, namun perlu dilanjutkan dengan program akselerasi peningkatan daya saing yang lebih efektif dan terintegrasi,” terang Airlangga.

Bahkan, menurutnya, paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah sebaiknya bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha terutama industri TPT, karena saat ini adalah situasi yang tepat untuk meningkatkan investasi.

Selain itu, Kemenperin terus gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri sebagai dukungan bagi pertumbuhan industri TPT nasional.

Apalagi, Kemenperin tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor, di mana akan mengatur soal pemberian insentif fiskal berupa investment allowance.

“Jadi, pelaku usaha akan mendapatkan diskon PPh yang harus dialokasikan untuk ekspansi usaha,” pungkasnya.

M Riz

 

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya