Penerapan e-Tilang Menunggu Hasil Kajian Polri
Jakarta – Smart City aplikasinya kian merasuk positif ke segala bidang. Kali ini berbagai daerah, seperti Kota Bandung, Kota Makasar, Kota Surabaya dan Kota Jakarta, terus mempersiapkan pelaksanaan tilang dengan menggunakan bukti rekaman Closed Circuit Television (CCTV) terus dilakukan.
Bahkan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, telah menyinergikan CCTV-nya dengan Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Sedikitnya, ada 134 kamera pengintai di seluruh wilayah Ibu Kota milik Dishub terhubung dengan Polda.
Artinya, alat-alat itu sudah siap digunakan sebagai alat untuk merekam pelanggaran lalu lintas yang terjadi di jalan raya. Ke depan, jumlah kamera CCTV tersebut terus ditambah, untuk memaksimalkan penerapan tilang elektronik.
Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa menjelaskan, bahwa penerapan tilang elektronik melalui CCTV masih perlu penyempurnaan. Sejumlah fasilitas dan payung hukum diperlukan, harus dikaji lebih dalam lagi.
“Sekarang ini kami masih menyiapkan perangkat-perangkat lengkapnya termasuk regulasi,” kata Royke seperti dikutip dari laman NTMC Polri, Sabtu (21/10/2017).
Penerapan tilang nanti, polisi tidak menyasar kepada pengemudi kendaraan yang melanggar, melainkan kepada pemiliknya. Mekanisme itu, sudah diterapkan di negara-negara maju di dunia ini.
“Sekarangkan masih uji coba, uji coba di beberapa kota besar, itu pun di titik-titik tertentu saja,” ucap Royke.
Mengkaji Regulasi Tilang Elektronik
Korlantas Polri terus mengkaji regulasi tilang elektronik (e-tilang). Hasil uji coba di beberapa kota akan dievaluasi, sehingga menghasilkan kebijakan yang maksimal.
Salah satunya, evaluasi mengenai tilang berbasis CCTV di sejumlah kota. Paling utama, cara bagaimana mengirimkan bukti rekaman pelanggaran kepada pemilik kendaraan bermotor.
“Regulasi yang sudah ada akan direvisi dan dipertegas,” ucap Royke seperti dilansir laman NTMCPolri, beberapa waktu lalu.
Setelah regulasi tersebut dinilai sudah sesuai, maka seluruh wilayah bisa mulai menerapkan tilang elektronik, seperti berdasarkan rekaman kamera pengintai yang sudah dilakukan di beberapa kota, termasuk Surabaya, Jawa Timur.
“Targetnya sampai ada peraturan Kapolri, tahun depan kami akan koordinasi terkait anggaran negara apakah memungkinkan untuk transisi itu. Jika memungkinakan diterapkan tilang elektronik secara nasional,” ujar Royke.
Dijelaskan Royke, tilang elektronik merupakan bentuk modernisasi dari kepolisian Indonesia. “Jadi bukan hanya perilaku yang modern, tetapi alatnya juga,” pungkasnya.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: