7 Kelemahan Prabowo Ditunjukkan Dirinya Sendiri
Jakarta – Pidato Prabowo Subianto di acara Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII), Kamis (11/10) benar-benar disayangkan. Pernyataannya mengundang kritik tajam dari sejumlah pihak. Bahkan dari pidato itu, ada 7 kelemahan Prabowo yang ditemukan termasuk TKN Joko Widodo-Maruf Amin.
Salah satu yang cukup vokal mengkritik adalah Wakil Direktur Saksi TKN Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Lukman Edy. Kamis (11/10) ini, ia semakin yakin bahwa Prabowo kembali menunjukkan kelemahannya di hadapan publik.
“Saya menangkap kesan Prabowo benar-benar tidak diberikan informasi yang valid tentang kondisi bangsa kita hari ini, sehingga yang beliau sampaikan out of date,” kata Lukman Edy, di Rumah Cemara, Menteng, Kamis (11/10).
Baca Juga:
- Bukan Ratna Saja, Harusnya Bawaslu Berani Ambil Tindakan ke Prabowo-Sandiaga
- Garda Nasional untuk Rakyat Laporkan Prabowo ke Bawaslu
- TKN Jokowi Minta Bawaslu Jangan Tebang Pilih Soal Larangan Kampanye di Ponpes
Menurut Lukman, seharusnya Tim Prabowo-Sandi, terutama tim ekonominya, memberikan narasi yang benar. Sebab bila tidak, apa yang disampaikan Prabowo bisa dianggap hoaks ekonomi karena tidak didukung oleh fakta dan data.
Lagi-lagi hoaks menjadi hal yang ditakutkan publik. Siapa yang bisa lupa bagaimana seorang calon presiden justru bertindak grasa-grusu dan berujung menyebarkan kabar palsu.
Edy pun mengaku melihat ada 7 kelemahan Prabowo dalam pernyataannya di LDII. Pertama, kata Lukman Edy, Prabowo menyebut elite pemerintahan tidak peduli dengan bangsa dan negara, lebih mencari keuntungan untuk pihak dan keluarganya.
“Siapa yang mencari keuntungan untuk keluarganya. Kalau menuduh Pak Jokowi memperkaya keluarganya sendiri, siapa yang dituding itu? Anak-anak Pak Jokowi?”
“Pak Jokowi selama 4 tahun menjadi Presiden, keluarganya tidak terlibat sama sekali, beda dengan rezim-rezim sebelumnya. Anak dan keponakan Jokowi tidak ada yang jadi politisi, tidak ada yang jadi pejabat negara dan tidak ada yang menjadi konglomerat,” beber Lukman Edy.
Di sinilah publik lantas bingung, siapa pemerintah yang Prabowo maksud?
Kedua, Prabowo menyebut bangsa ini tambah miskin. Di sini, Lukman Edy mempertanyakan data Prabowo sehingga membuat kesimpulan demikian. Sebab data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa di era Jokowi, angka kemiskinan berhasil diturunkan ke satu digit, di bawah 10 persen.
Selain itu, Indek Pembangunan Manusia Indonesia juga membaik dari 0,684 di 2014 menjadi 0,708 di 2017. Indeks semua provinsi di Indonesia juga naik, di mana yang tertinggi di Papua, Papua Barat, dan Gorontalo.
Lagi, Prabowo menyebar data yang salah.
Ketiga, lanjut Lukman, Prabowo menyebut bangsa Indonesia tambah tidak baik. Pertanyaannya, indikator apa yang dipakai Prabowo untuk menyebut Indonesia bertambah baik atau buruk.
Lukman Edy lalu menunjukkan data bahwa Indonesia diprediksi masuk ke jajaran empat negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2050. “Indonesia bukan negara yang terancam bangkrut seperti yang selalu didengungkan oleh Prabowo,” kata Lukman Edy.
Keempat, Prabowo menyebut mengalir keluarnya kekayaan nasional alias dikuasai asing. Menurut Lukman Edy, informasi ini pun tidak benar. Posisi Indonesia berkenaan dengan penguasaan asing jauh lebih baik dibanding negara-negara se-Asia Tenggara lainnya.
Apalagi kalau melihat regulasi selama 4 tahun ini. Sangat kelihatan bagaimana keberpihakan Pemerintahan Jokowi terhadap kekuatan bangsa sendiri.
“Yang paling fenomenal adalah kembalinya ke Ibu Pertiwi tambang emas terbesar di Papua dan blok minyak terbesar di Rokan Riau,” kata Lukman.
Kelima, Prabowo menyebut bangsa ini menjadi kacung dari bangsa asing. Masih ingat dengan pernyataan out of date tadi? Jelas ini adalah isu lama yang sudah terbantahkan. Kata dia, Indonesia memiliki peraturan yang memproteksi tenaga kerja dalam negeri.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: