Connect with us

Aplikasi Buatan Mahasiswa IPB Ini Bisa Bantu Disabilitas Pendengaran Ikut Pemilu

Aplikasi buatan IPB
Aplikasi Suara Kami

Bandung – Tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menjuarai lomba pembuatan aplikasi pemilu yang diselenggarakan KPU Jawa Barat (Jabar) dan Telkom University. Mereka membuat aplikasi yang memudahkan penyandang disabilitas pendengaran ikut pemilu.

Tim itu digawangi Fajar Maulana, Wardiman Perdian dan Yasmin Salamah. Mereka berhasil membuat aplikasi android bernama “Suara Kami”.

Aplikasi itu diklaim bisa membantu penyandang disabilitas pendengaran dalam menggunakan hak pilihnya. Hal ini lantas mendapat pujian KPU Jabar.

Komisioner Divisi Pemuktahiran Data KPU Jabar, Ferdiman Bariguna, mengatakan karya tiga mahasiswa IPB tersebut patut diacungi jempol.

“Saya kira ini menarik karena ada salah satu peserta bisa mengonversi menggunakan android bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Pemilih tunarungu bisa melihat dari konversi,” ujar Ferdiman, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Tim IPB meneliti seorang penyandang disabilitas pendengaran yang tidak mendengar panggilan saat berada di TPS.

“Kami menemukan persoalan nyata, bahwa ada yang tidak mendengar panggilan (petugas TPS),” kata Yasmin.

Baca Juga: IPB Terapkan Mobile APPS untuk Semua Urusan Akademik Mahasiswa

Ia menjelaskan bahwa aplikasi Suara Kami sudah didesain sedemikian rupa untuk memudahkan mereka yang mengalami gangguan pendengaran. Aplikasi tersebut dapat membantu mereka mengakses pilkada mulai dari tahapan sosialisasi hingga pencoblosan.

“Suara Kami itu aplikasi yang membantu tunarungu dalam permasalahan sosialisasi pilkada. Dalam aplikasi kami menyediakan fitur-fitur yang menyelesaikan permasalahan dan hambatan mereka dalam berpartisipasi dalam pilkada,” ungkapnya lagi.

“Suara Kami” memiliki beberapa fitur yang dapat menuntun penyandang disabilitas mengenal profil calon-calon yang akan bertarung di Pilgub. Penyandang disabilitas juga bisa memilih berdasarkan rekam jejak calon.

Dalam aplikasi tersebut juga menampilkan dokumen apa saja yang harus disiapkan untuk menjadi peserta pemilu, sistem di TPS, hingga tahapan saat pencoblosan nanti.

Perlunya TPS yang Ramah Disabilitas

Sementara menurut Komisioner KPU Jabar Divisi Perencanaan dan Data, Ferdhiman Bariguna, aplikasi ini akan dilengkapi standardisasi TPS. Misalnya menyediakan kursi roda atau surat suara berhuruf braille seperti yang sudah disiapkan.

KPU Jabar juga menjalin kerjasama dengan Unikom terkait pembuatan aplikasi untuk tunanetra.

Perlombaan ini sendiri bertajuk Apps Challenge Sosialisasi Pilkada untuk Disabilitas Tunarungu. Mengusung tema “Kesetaraan Politik untuk Disabilitas Tunarungu, perlombaan dibuat untuk pesta demokrasi sebagaimana mestinya.

Sebagaimana diketahui, pemilu seharusnya menjadi pesta demokrasi bagi warga negara tanpa terkecuali. Realitanya, ada sedikit warga negara yang tidak merasakan semarak agenda lima tahunan tersebut.

Keterbatasan yang mereka miliki oleh para disabilitas tak jarang menjadi hambatan untuk merasakan kemeriahan pesta demokrasi. Termasuk bagi mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran. Mereka hanya memahami bahasa isyarat.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya