Bantah Ada Perpecahan, Ini Pernyataan Sikap Jaringan Gusdurian Indonesia
Jakarta – Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Munawaroh atau akrab disapa Alissa Wahid membantah tudingan adanya perpecahan antara dirinya dengan adiknya Yenny Wahid terkait dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dalam keterangan tertulisnya, Alissa mengatakan bahwa semua anggota Gusdurian memiliki sikap yang sama, yakni merawat kemaslahatan bangsa meskipun strateginya berbeda-beda. Perbedaan strategi itu termasuk dalam menyatakan dukungan politik.
Menurutnya menjelang Pemilihan Presiden 2019, suasana kebangsaan semakin dinamis. Berbagai manuver dan pendekatan kepada kelompok-kelompok warga bangsa dilakukan untuk kepentingan kemenangan pasangan Calon Presiden/Calon Wakil Presiden.
Baca Juga: Dapat Dukungan Keluarga Gus Dur, Ma’ruf Amin Yakin Menang
Tak terkecuali kepada Keluarga Gus Dur dan kepada jutaan Pengikut Gus Dur melalui berbagai kelompoknya. Inspirasi warisan perjuangan Gus Dur yang masih sangat relevan, dikombinasikan dengan keteguhan merawat para Pengikut Gus Dur selama ini. Nyata-nyata berdampak pada pengaruh yang tetap besar dari sosok Gus Dur dan keluarga.
“Hal ini menyebabkan ramainya pendekatan partai politik kepada Keluarga Gus Dur dan para Pengikut Gus Dur di setiap perhelatan politik bangsa ini,” kata Alissa Wahid.
Baca Juga: Ketua PBNU Senang Yenny Wahid Dukung Jokowi-Ma’ruf Amin
Alissa melanjutkan, bahwa keluarga Gus Dur merawat warisan perjuangan Gus Dur melalui berbagai strategi. Peran Gus Dur secara garis besar dapat dipetakan sebagai seorang ulama, sebagai seorang pejuang kemanusiaan dan demokrasi. Sebagai seorang penggerak kultural, dan sebagai seorang politisi. Peran yang sangat lengkap ini berdampak pada strategi merawat inspirasi perjuangan Gus Dur.
“Secara garis besar, Keluarga Gus Dur mengambil peran menjadi pengayom bagi semua, terutama Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Secara khusus, warisan Gus Dur sebagai pejuang kemanusiaan dirawat oleh Jaringan GUSDURian Indonesia. Sedangkan warisan Gus Dur sebagai politisi dan Negarawan dirawat melalui Gerakan Kader Gus Dur,” ujar Alissa.
Baca Juga: Bersama 9 Organ Politik Gus Dur, Yenny Wahid Dukung Jokowi-Maruf
Alissa menjelaskan bahwa pada hari Rabu, 26 September 2018, Yenny Wahid mengumumkan Deklarasi Dukungan Konsorsium Kader Gus Dur kepada pasangan Capres Joko Widodo – Cawapres KH Ma’ruf Amin. Berbagai media kemudian menyebutkan bahwa deklarasi ini merupakan sikap Gusdurian dalam Pemilihan Presiden 2018. “Penyelarasan informasi yang dilakukan setelahnya juga dipelintir oleh sementara pihak sebagai perpecahan di dalam tubuh keluarga Gus Dur,” papar Alissa.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: