Hari Ini, Presiden Jokowi Serahkan Bonus ke Atlet Peraih Medali di Asian Para Games 2018
Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memastikan bonus untuk atlet peraih medali Asian Para Games 2018 akan diberikan sebelum acara penutupan dan akan diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, hari ini, Sabtu (13/10) di Istana Negara.
“Bonus berupa uang yang akan diberikan sebelum keringat mereka kering, rencananya besok (13/10) pagi Pak Presiden (Jokowi) menyerahkan langsung,” kata Menpora RI kepada para awak media dalam konferensi pers di GBK Arena pada Jumat (12/10).
Menpora menjelaskan, bonus itu akan dibagi kepada para atlet peraih medali, pelatih, asisten pelatih. Nominalnya, kata Menpora, sama besarnya dengan bonus Asian Games 2018. Adapun rincian bonusnya yakni, untuk atlet perorangan yang mendapatkan medali emas bonus sebesar Rp 1,5 miliar, medali perak Rp 500 juta dan medali perunggu Rp 250 juta.
Sementara, untuk tim ganda, bonus atlet peraih medali emas sebesar Rp 1 miliar, medali perak Rp 400 juta dan medali perunggu Rp 200 juta. Untuk tim regu, peraih medali emas akan diberikan bonus Rp 750 juta, medali perak Rp 300 juta dan medali perunggu Rp 150 juta (rincian detail di bawah).
“Pencairan akan diberikan ke atlet berupa buku tabungan dan kartu ATM. Angka (bonus) tersebut utuh tanpa ada potongan pajak. Yang perlu disampaikan, atlet, pelatih yang belum berhasil membawa medali, Pemerintah tetap akan memberikan penghargaan dan bonus seperti Asian Games 2018,” jelas Menpora.
“Selain itu, kami berikan bonus pengangkatan PNS maupun pegawai BUMN. Kementerian PUPR juga akan membangunkan rumah bagi para peraih medali,” sambungnya.
Baca Juga:
- Beri Dukungan, Jokowi Hadiri Pertandingan Angkat Besi di Asian Para Games 2018
- Jadwal Asian Para Games 2018 Hari Ini, Pertandingan Indonesia dari Berbagai Cabang Olahraga
- Buka Asian Para Games 2018, Presiden Jokowi: Kita Ingin Merayakan Persaudaraan
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: