Elia Massa Manik: Jabatan Bukan Segalanya, Terus Bekerja Jujur, Tulus dan Amanah
Jakarta – Usai diberhentikan secara terhormat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik, menyampaikan pesan dan harapan bagi pihak-pihak yang selama ini mendampinginya menjalankan roda perusahaan migas nasional terbesar di Indonesia.
Elia Massa menyampaikannya saat berpamitan dengan segenap Board of Direction (BOD) beserta staf pada Sabtu, (21/4/2018). Elia Massa menyampaikan ucapan terimakasihnya untuk segenap direksi maupun staf Pertamina telah bekerjasama dalam mewujudkan Pertamina sebagai perusahaan World Class Energy, selama satu tahun lebih kepemimpinannya.
Baca Juga:
-
Rini Soemarno Rombak Direksi Pertamina Tanpa Persetujuan Istana
-
Berhentikan Dirut Pertamina, Rini Soemarno Langkahi Wewenang Jokowi
Selain itu ia juga menerima hasil keputusan RUPSLB dengan ikhlas yang memberhentikannya sebagai Dirut Pertamina.
“Kawan-kawan yang baik, terimakasih untuk segala perhatian dan dukungan kepada saya selama 13 bulan menjabat sebagai Dirut Pertamina. Saya menerima keputusan pemegang saham dengan lapang dada, ini yang terbaik yang diberikan Tuhan saat ini,” ucap Elia Massa.
Selain itu Elia Massa berpesan bahwa pergantian dirinya tidak perlu dipermasalahkan. Ia pun berpesan agar segenap staf Pertamina dapat terus bekerja dengan penuh kejujuran, loyalitas kepada perusahaan demi mengejar ketertinggalan, sehingga mampu membawa Pertamina ke arah yang lebih baik.
“Jangan dibuat polemik, karena jabatan bukan segalanya, hanya sarana untuk berkontribusi. Pesan saya pada semua eksekutif di Pertamina hanya dua. Pertama, perubahan mind set, perlu kerja keras untuk mengejar ketertinggalan, karena di habitatnya Pertamina sangat kecil dibandingkan dengan perusahaan migas negara-negara lainnya,” ujarnya.
“Terus mengajarkan cara bekerja jujur, tulus, amanah, dan loyal ke Institusi bukan Individu di dalam dan luar perusahaan (fundamental human capital),” imbuh Elia Massa.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: