Memilih Erick Thohir adalah Pilihan Cerdas Jokowi
Jakarta – Penunjukkan sosok Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin dianggap oleh beberapa pengamat sebagai pilihan cerdas. Sekali lagi, Jokowi menunjukkan kelihaian strategi dalam berpolitik.
Salah satu pengamat yang memuji strategi Jokowi adalah Indria Samego, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI. Kecerdasan strategi politik Jokowi ini dilihat dari caranya mengajak Nahdlatul Ulama dan KH Ma’ruf Amin. Kini, dengan mendudukkan Erick Thohir menjadi Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Jokowi kembali menunjukkan bahwa dirinya ahli strategi politik.
“Tampaknya, dalam urusan strategi, Jokowi enggak bisa diremehkan,” ujar Indria seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sosok Erick sendiri sedang naik daun di mata publik Indonesia. Ia adalah Ketua INASGOC (panitia Asian Games 2018).
Kesuksesan Asian Games 2018 menjadi bukti bahwa kemampuan Erick Thohir tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, kesuksesan Asian Games juga membuat namanya harum di mata publik Indonesia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Proges 98 Faizal Assegaf. Ia mengapresiasi pemilihan Erick sebagai ketua TKN Jokowi-Ma’ruf. Menurutnya, keputusan ini menunjukkan kecerdikan Jokowi.
“Bung Erick Thohir ini merupakan representasi pertarungan jaringan di balik layar,” ujar Faizal, Sabtu (8/9).
Pemilihan Erick, menurut Faizal, akan menguntungkan pasangan Jokwoi-Ma’ruf. Setidak-tidaknya, kelompok pengusaha kuat seperti Chairul Tanjung, Nirwan Bakri, dan yang lain akan bergerak bersama Erick untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf.
“Hal itu jelas bikin Prabowo-Sandiaga panik,” tegas Faizal.
Baca Juga:
- Dipilih Sebagai Ketua Tim Sukses Jokowi, Erick Thohir Dinilai Terbaik Wakili Milenial
- Erick Thohir Menilai Posisi Ekonomi Indonesia Saat Ini Tidak Mengkhawatirkan
- Erick Bersedia karena Kagum Cara Kerja Jokowi
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: