Connect with us

Kalahkan ‘Pengabdi Setan’, Film ‘Night Bus’ Rebut Piala Citra 2017

Manado – Festival Film Indonesia yang berlangsung di Grand Kawanua International City, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (11/11/2017) malam menghasilkan beberapa kejutan pada kategori utamanya. Penghargaan bergengsi bagi insan Film Tanah Air tersebut menganugerahkan Pemeran Utama Terbaik Wanita Kepada pendatang baru Putri Mirano yang bermain apik dalam film ‘Posesif’, dengan menyingkirkan nama-nama besar seperti Dian Sastrowardoyo dan Adinia Wirasti.

Sementara untuk kategori yang paling bergengsi yakni Film Terbaik jatuh kepada ‘Night Bus’ yang di produseri Darius Sinathrya dan dibintangi Teuku Rifnu Wikana dengan mengalahkan kandidat terkuat film ‘Pengabdi Setan’besutan Joko Anwar. Meski ‘Night Bus’ hanya tayang beberapa hari di bioskop, tak seperti ‘Pengabdi Setan’ yang sampai sebulan dan meraup lebih dari 4 juta penonton.

Film ‘Pengabdi Setan’ sendiri sukses membawa pulang piala terbanyak. Total ada tujuh Piala Citra yang dibawa pulang. ’Night Bus’ juga memboyong enam Piala Citra, terbanyak kedua setelah ‘Pengabdi Setan’. Sementara itu, film yang menjadi kontroversi, ‘Posesif’, membawa tiga piala.

Berikut daftar lengkap pemenang FFI 2017.

Film Terbaik: Night Bus
Sutradara Terbaik: Edwin (Posesif)
Lifetime Achievement Award: Budiyati Abiyoga
Pemeran Utama Pria Terbaik: Teuku Rifnu Wikana (Night Bus)
Pemeran Utama Wanita Terbaik: Putri Marino (Posesif)

Pemeran Pendukung Wanita Terbaik: Christine Hakim (Kartini)
Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Yayu Unru (Posesif)
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: Rahabi Mandra & Teuku Rifnu Wikana (Night Bus)
Penulis Skenario Asli Terbaik: Ernest Prakasa (Cek Toko Sebelah)
Film Animasi Pendek Terbaik: Lukisan Nafas – Fajar Ramayel
Film Pendek Terbaik: Ruah – Makbul Mubarak

Film Dokumenter Pendek Terbaik: The Unseen Words – Wahyu Utami Wati
Film Dokumenter Panjang Terbaik: Bulu Mata – Tonny Trimarsanto
Penata Efek Visual Terbaik: Finalize Studios – Heri Kuntoro & Abby Eldipie (Pengabdi Setan)
Penyunting Gambar Terbaik: Kelvin Nugroho & Sentot Sahit (Night Bus)
Pemeran Anak Terbaik: Muhammad Adhyat (Pengabdi Setan)
Pencipta Lagu Tema Terbaik: The Spouse – Kelam Malam (Pengabdi Setan)

Pengarah Artistik Terbaik: Allan Sebastian (Pengabdi Setan)
Pengarah Sinematografi Terbaik: Ical Tanjung (Pengabdi Setan)
Penata Musik Terbaik: Aghi Narottama, Tomy Merle, Bemby Gusti (Pengabdi Setan)
Penata Suara Terbaik: Khikmawan Santosa & Anhar Moha (Pengabdi Setan)
Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya