Kemenperin Inginkan Indonesia Masuk 10 Besar Ekonomi Dunia
Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto kembali menegaskan komitmen pemerintah yang ingin membuat Indonesia masuk 10 besar ekonomi dunia. Visi besar ini diusung dengan implementasi revolusi industri 4.0.
“Aspirasi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi pada 2030,” ujar Airlangga, dalam sambutan Sosialisasi Peta Jalan (Roadmap) Implementasi Industry 4.0 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (20/3) kemarin.
Revolusi industri 4.0 diharapkan bisa mengembalikan angka net export Indonesia menjadi 10 persen, sama seperti yang pernah dicapai pada 2001 silam, 13 kali lipat dibandingkan saat ini yang angkanya 0,8 persen.
Selain itu, Indonesia juga diharapkan bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja menjadi dua kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja.
Ke depan, katanya, setidaknya 2 persen dari GDP dialokasikan ke dalam aktivitas R&D teknologi dan inovasi, tujuh kali lipat dibandingkan situasi saat ini. Penerapan revolusi industri terbaru itu bakal membawa peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur, meningkatkan produksi tenaga kerja, memperkuat posisi net export, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Adapun revolusi industri generasi keempat ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan semakin konvergensi batas antara mesin, manusia dan sumber daya lainnya lewat teknologi informasi dan komunikasi.
Perlu diketahui juga bahwa ada lima teknologi utama yang jadi pembangun sistem revolusi industri 4.0, di antaranya internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3-D printing.
Maka dari itu, pemerintah merancang program “Making Indonesia 4.0” yang merupakan roadmap terintegrasi serta kampanye untuk menerapkan strategi industri 4.0. Hal ini disampaikan Kementerian Perindustrian saat menyelenggarakan Breakfast Meeting bersama pelaku usaha dari lima sektor industri yang dianggap menjadi paling siap menerapkan revolusi industri 4.0.
Sektor-sektor itu meliputi makanan & minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan kimia yang saat ini menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: