Yusril: Koalisi Keumatan Prabowo Harusnya Jelaskan ke Publik Kenapa Tak Pilih Ulama
Jakarta – Ketua Partai Bulan Bintang atau PBB Yusril Ihza Mahendra kembali “mengkritik” keputusan Prabowo Subianto dan koalisi partai pengusung memilih sosok pengusaha, Sandiaga Uno. Menurutnya, keputusan tersebut makin menunjukkan ilusinya koalisi keumatan Prabowo. Prabowo juga harus menjelaskan ke publik alasan tak pilih ulama.
“Mestinya dia harus jelaskan ke publik dong kenapa enggak pilih hasil ijtima ulama. Malah milih pengusaha, ujar Ketua Umum PBB itu.
Sebab, selama ini koalisi partai pengusung Prabowo Subianto ini selalu dicirikan sebagai koalisi keumatan. Baik Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Gerindra memang kerap dianggap oleh kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 sebagai cikal bakal koalisi keumatan itu.
Adapun, perwakilan ketiga partai tersebut juga menghadiri ijtima GNPF Ulama akhir Juli lalu. Hasil ijtima tersebut mendukung Prabowo sebagai calon presiden serta menyorongkan Abdul Somad dan Salim Segaf, Ketua Dewan Syuro PKS, sebagai pendamping Prabowo.
Baca Juga:
- GNPF Ulama Merasa Dikerjai Koalisi Pengusung Prabowo
- Yusril: GNPF Ulama Galau, Prabowo Lebih Pilih “Koalisi Pengusaha”
- Yusril: Prabowo Subianto Fitnah Saya, Koalisi Keummatan Fatamorgana
Sayangnya, koalisi pengusung Prabwo justru memilih sosok pengusaha. Inilah yang menyebabkan Ketua Umum PBB menyebut koalisi keumatan sebagai fatamorgana. “Koalisi keumatan itu hanya fatamorgana yang tidak pernah ada di alam nyata. PBB tidak pernah terlibat di sana,” tutur Yusril.
Menurut Yusril, keputusan Prabowo itu menjadi bahan pertimbangan PBB dalam memberikan dukungan. Sebab, menurut Yusril, PBB adalah partai Islam yang harus menuruti arahan ulama. Smentara, koalisi pengusung Joko Widodo justru memilih KH Ma’ruf Amin tanpa adanya desakan dari pihak luar.
PBB sendiri masih menunggu dan menimbang-nimbang. PBB juga menunggu Ijtima Jilid II dan rapat pleno PBNU sebelum menentukan dukungan. “Pilpres masih delapan bulan lagi, kami enggak buru-buru,” ujarnya.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: