The Flash dari Lombok Utara
Delapan belas tahun lalu, di bulan ini, di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, lahirlah bayi laki-laki bernama Lalu Muhammad Zohri. Bayi ini lahir dari keluarga miskin.
Rumahnya saja begitu memprihatinkan. Atapnya yang dari bambu sudah reot. Dinding kayunya lapuk. Itu pun tidak semuanya kayu. Ada sisi yang terbuat dari rotan, dan sudah rapuh juga.
Lantainya bukan keramik, melainkan tanah padat. Alas tidurnya hanya kasur tua tanpa ranjang. Dengan kapuk seadanya pula. Bagi orang baru yang tidak biasa, mungkin akan sulit tidur rasanya.
Ayahnya, Lalu Ahmad, bekerja sebagai nelayan. Sedangkan ibunya, Saeriah, sudah meninggal sejak Zohri duduk di bangku SD. Lantaran sendirian membesarkan anak, ayahnya pun terpaksa melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh tani untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Zohri sendiri akhirnya menjadi yatim piatu, setelah ayahnya menyusul menghadap Sang Pencipta kira-kira setahun lalu. “Zohri kalau pulang tidur di rumah bedek peninggalan orang tua kami. Kami sudah usulkan bantuan program rumah kumuh dari pemerintah Lombok Utara, namun belum ada kabar sampai saat ini,” kata Ma’rif, salah satu kakak Zohri.
Namun siapa menyangka. Dari rumah memprihatinkan itulah, lahir seorang pengharum bangsa. Di usia 18 tahun, Zohri berhasil meraih gelar juara dunia lari 100 meter putra U-20 di Tampere, Finlandia.
Ia mendapatkannya dengan elegan pula. Sebab ia menyingkirkan dua pelari asal Amerika Serikat Anthony Schwartz dan Eric Harrison di peringkat dua dan tiga. Perlu diingat, AS merupakan langganan negara penghasil pelari sprint dunia.
Bagaimanapun, sejarah baru tercipta. Merah Putih untuk pertama kalinya berkibar di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. Ini juga menjadi sejarah bagi cabang lari Indonesia. Sebab sebelumnya, prestasi terbaik pelari Indonesia cuma sampai finis di posisi delapan. Itu pun 1986 silam.
“Saya sangat gembira dengan catatan waktu terbaik dan rekor junior nasional,” kata Zihri seperti dikutip situs resmi IAAF. “Sekarang saya akan mempersiapkan diri untuk Asian Games bulan depan,” tambahnya.
Ya benar saja. Catatan waktunya itu sekaligus memecahkan rekor nasional junor atas namanya sendiri. Sebelumnya ia merupakan pemegang rekor pelari nasional tercepat di nomor 100 meter dengan catatan waktu 10,27 detik di Kejuaraan ASia.
Spontan saja banyak yang ingin mengenal dirinya–walaupun terkejut setelah tahu fakta tentang kehidupannya. Bagaimana tidak, kehidupan keluarga Zohri sampai sekarang pun masih memprihatinkan. Jelas dibutuhkan perhatian pemerintah guna membantu keluarga Johri.
“Semasa hidup, orang tua kami sangat men-support Zohri untuk terus mengukir prestasinya. Alhamdulillah amanat itu dijalankan dan sekarang telah mengharumkan nama Indonesia. Kami sangat bersyukur,” ungkapnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Ada Koperasi Nasional Masuk 100 Besar Koperasi Global
Pertemuannya dengan dunia atletik pun tak mewah. Sebab saat pertama kali ditawari mengikuti kejuaraan, Zohri sempat menolak. Salah satu alasannya persoalan biaya yang dikhawatirkan.
Namun orangtua Zohri saat itu menginginkan anaknya tetap ikut. Semangat Zohri pun bangkit dan menerima tawaran tersebut.
Zohri mengenyam pendidikan SDN 2 Pemenang Barat, dan melanjutkan di SMPN 1 Pemenang. Belum tuntas menjalankan sekolah di SMP itu, Zohri mendapat tawaran untuk ikut dalam kejuaraan. Ia dianggap berpotensi dan berhasil hingga beberapa kali menoreh prestasi.
“Dulu saat SMP, Zohri terbilang siswa yang malas. Beberapa kali dijemput ke rumah untuk bisa sekolah oleh gurunya, dan bahkan pernah tidak naik kelas satu kali,” kata sang kakak.
Hingga akhirnya, Lalu Muhammad Zohri dipanggil PB PASI untuk mewakili Indonesia. Zohri pun mengikuti Asian Junior Athletic yang diselenggarakan di Gifu Jepang belum lama ini. Ia bahkan sukses meraih medali emas setelah berhasil menaklukkan pelari dari berbagai negara.
Sampai di Finlandia kemarin, Zohri mencatatkan sejarah sebagai juara dunia junior. Dengan prestasi yang ditoreh Zohri saat ini, Ma’rif pun berpesan agar tetap mempertahankannya demi mengharumkan nama bangsa Indonesia. Namun Zohri juga diingatkan tetap memperhatikan masa depannya.
“Saya sering komunikasi dengan Zohri, saling menanyakan kabar. Meskipun dalam keadaan sibuk, ia menyempatkan diri untuk menghubungi kelurganya di Lombok Utara,” ujarnya.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: