Mark Zuckenberg, Bos Facebook Akhirnya Minta Maaf
Jakarta – Setelah sejumlah pengguna media sosial berkomentar sengit atas video yang dirilisnya, dengan latar belakang Puerto Rico saat diterjang badai, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan permintaan maafnya.
Zuckenberg, pada Senin (9/10) waktu setempat, mendemonstrasikan Facebook Spaces, produk yang memungkinkan para penggunanya membuat kartun avatar virtual reality (VR) 3D diri mereka sendiri, untuk digunakan dengan headset Oculus Rift VR.
Produk ini, memungkinkan para penggunanya berkomunikasi dengan pengguna lain melalui keberadaan avatar mereka di tempat yang sama, bahkan jika mereka tidak di tempat yang sama. Secara virtual, Zuckerberg dipindahkan ke Puerto Rico dengan Rachel Franklin, kepala VR sosial di Facebook.
Dalam sebuah video di halaman Facebook-nya, Zuckerberg mengatakan, “Salah satu hal yang benar-benar ajaib tentang kenyataan dunia maya adalah Anda bisa merasakan benar-benar berada di suatu tempat.”
Franklin kemudian meresponnya dengan berkata, “Gila rasanya, seperti Anda berada di tengah-tengahnya.”
Sejumlah pengguna dunia maya, keruan menyebut Zuckerberg sebagai miliarder tidak berperasaan. Selain itu, juga menuduh bos Facebook tersebut telah mengeksploitasi bencana badai di Puerto Rico demi kepentingan bisnis.
Dalam pernyataan maafnya, Zuckerberg mengatakan, bahwa produk itu dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang terjadi di seluruh dunia, serta menyoroti upaya yang dilakukan Facebook dengan Palang Merah.
“Salah satu fitur paling kuat yang ditampilkan VR adalah empati. Tujuan saya di sini adalah untuk menunjukkan bagaimana VR dapat meningkatkan kesadaran dan membantu kita melihat apa yang terjadi di berbagai belahan dunia,” kata Zuckerberg, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (11/10/2017).
“Saya juga ingin berbagi kabar tentang kemitraan kami dengan Palang Merah untuk membantu pemulihan. Membaca beberapa komentar [pengguna media sosial], saya menyadari telah terjadi kesalahpahaman dan saya minta maaf kepada siapa pun yang merasa tersinggung,” lanjutnya.
Seperti yang sudah terjadi, Badai Maria yang memukul Puerto Rico bulan lalu, berdampak pada lumpuhnya listrik dan kehidupan warga akibat langkanya kebutuhan pokok.
Di sisi lain, banyak juga pengguna medsos yang memuji upaya Zuckerberg dalam VR, beserta dorongan Facebook untuk membantu mereka yang terkena dampak Badai Maria di Puerto Rico.
Zuckerberg pernah berbicara tentang fitur seperti Safety Check, yang memungkinkan pengguna di jejaring sosial menandai diri mereka selamat saat bencana alam terjadi. Facebook juga disebut telah menyumbangkan lebih dari US$1,5 juta untuk bantuan di Puerto Rico.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: