Pernyataan Kontroversi FPI Soal Bencana Alam Disayangkan Banyak Orang
Jakarta – Front Pembela Islam (FPI) kembali membuat pernyataan kontroversi. Dalam sebuah acara yang digelar di pelataran Monas, Sabtu (29/9) kemarin, FPI sebut gempa Lombok dan Palu terjadi karena kriminalisasi Habib Rizieq dan Gus Nur. Spontan saja pernyataan kontroversi FPI itu disayangkan banyak orang.
Pernyataan tersebut padahal digemakan dalam acara yang diberi judul “Doa untuk Keselamatan Bangsa”. Namun acara yang digelar FPI DKI Jakarta itu justru mengundang orang menggeleng-gelengkan kepala.
Ya, seperti sudah diberitakan, pernyataan Ketua DPP FPI Sobri Lubis kemarin rupanya menjadi sorotan banyak pihak. Dalam sambutannya, Sobri menyangkutpautkan kriminalisasi Rizieq dan Gus Nur dengan bencana alam yang telah merenggut banyak nyawa belakangan ini.
Baca Juga:
- Jokowi-Ma’ruf Menang Polling Pilpres, FPI Tak Akui Akun Twitter @Informasi_FPI
- Polisi Menangani FPI yang Merazia Toko di Bekasi,
- Dicekal ke Malaysia, Rizieq Shihab Disarankan Pulang ke Indonesia
Dengan entengnya, Sobri menyebut bencana gempa dan tsunami yang melanda Indonesia ada hubungannya dengan kasus hukum dua nama yang ia sebut tadi.
“Hati-hati saudara-saudara sekalian, ini ngerjain habib Rizieq, dari dua bulan yang lalu, bencana di mana-mana, bertubi-tubi datang di Indonesia,” kata Sobri.
Lebih lanjut, Sobri mengatakan kalau bencana alam baik di Lombok, Palu, dan Donggala merupakan balasan dari Allah. Terlebih karena menyatakan Gus Nur sebagai tersangka.
“Kemarin, Gus Nur dinyatakan sebagai tersangka di Palu langsung gempa bumi dan Tsunami,” kata Sobri. Ia pun langsung memekikakn Allahu Akbar saat mengklaim tudingan tersebut.
“Dibayar kontan saudara-saudara sekalian, betul?” Tanya Sobri yang tentu saja langsung dijawab oleh massa yang hadir, “Betuuuuul!!!”
Pernyataan Sobri ini pun seketika disayangkan banyak orang. Hampir semua pun tak menyangka ada seorang yang berpikir seperti itu.
Padahal hingga kini, baik masyarakat sekitar Lombok maupun sekitar Palu masih mengalami duka yang amat dalam.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: