Salzburg Singkirkan Wakil Italia Terakhir di Liga Europa
Salzburg – Cerita comeback sepertinya menular dari Liga Champions ke Liga Europa. Uniknya, yang jadi korban adalah tetangga AS Roma, yakni SS Lazio. Salzburg secara mengejutkan mengalahkan Lazio 4-1 dan menyingkirkan wakil terakhir Italia itu dengan agregat 6-5.
Kekalahan ini mengubur impian pasukan Simone Inzaghi untuk mengangkat trofi kasta kedua Eropa dan mengulangi kesuksesan Si Biru dua dekade silam.
Bertandang ke Red Bull Arena, Lazio sebenarnya punya moda bagus. Tim Biru Langit ini berhasil mengantongi kemenangan 4-2 di Olimpico. Namun, modal ini ternyata belum cukup untuk membawa Lazio ke babak selanjutnya.
(Baca juga: Danny Welbeck dan Aaron Ramsey Bawa Arsenal ke Semifinal Liga Europa)
Menit-menit awal, Lazio langsung ditekan oleh tim tuan rumah. Hee-Chan Hwang melakukan percobaan di menit ke-5. Bola masih bisa diamankan kiper Thomas Strakosha.
Baru di menit ke-15, Ciro Immobile mulai bangkit dan mencoba keluar dari tekanan. Sayang, pertahanan wakil Austria ini sangat disiplin. Babak pertama berakhir dengan skor kacamata.
Pasukan Simone Inzaghi sepertinya masih di atas angin. Selepas turun minum, Lazio langsung mengambil inisiatif serangan ke pertahanan Salzburg.
Menit ke-49, Immobile punya peluang emas. Ia berhadapan satu lawan satu, tetapi Immobile tak cukup tenang untuk bisa menggulirkan bola ke gawang Alexandre Walke, kiper Salzburg.
Enam menit kemudian, publik Lazio seperti akan berpesta. Immobile berhasil memecah kebuntuan. Ia berhasil memaksimalkan bola terobosan dari Luis Alberto. 1-0 untuk Lazio.
Sukacita gol pertama ini ternyata mengendurkan konsentrasi pemain Lazio. Lewat serangan cepat selepas kick-off, Salzburg berhasil menyamakan kedudukan. Munas Dabbur mencatatkan namanya di papan skor usai tendangannya berbelok arah usai mengenai pemain Lazio.
Mimpi buruk Lazio ini terjadi justru di 20 menit terakhir. Gawang Strakosha dibobol tiga kali dalam waktu hanya 10 menit.
Menit ke-72, Amadou Haidara berhasil membalikkan keadaan. Salzburg memanas. Mereka tahu kini hanya butuh dua gol lagi untuk lolos.
Selepas gol kedua, penggawa Lazio seperti kehilangan konsentrasi. Hanya dua menit, gawang mereka kembali kebobolan. Kali ini Hwang berhasil membawa Salzburg unggul 3-1.
Dua menit lagi, Strakosha kembali memungut bola dari gawangnya. Stefan Lainer sukses meneruskan umpan Andre Ramalho Silva. Keunggulan 4-1 ini bertahan sampai akhir, meski Lazio mencoba bangkit.
Susunan Pemain
Salzburg: Alexander Walke, Stefan Lainer, Andre Ramalho, Duje Caleta-Car, Andreas Ulmer, Xavier Schlager, Amadou Haidara, Valon Berisha, Reinhold Yabo (Takumi Minamino 84′), Hee-Chan Hwang (Fredrik Guldbrandsen 79′), Munas Dabbur
Lazio: Thomas Strakosha, Stefan Daniel Radu, Stefan de Vrij, Luiz Felipe, Senad Lulic, Sergej Milinkovic-Savic (Felipe Anderson 69′), Lucas Leiva (Nani 78′), Marco Parolo, Dusan Basta (Jordan Lukaku 60′), Luis Alberto, Ciro Immobile
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: