Tanggapan Sri Mulyani Atas Tudingan Prabowo Soal Kekayaan Indonesia
Jakarta – Prabowo Subianto menilai kekayaan alam Indonesia tidak dikelola dengan baik. Katanya kekayaan Indonesia dirampas oleh beberapa pihak, dan ditempatkan di luar negeri. Soal ini, Sri Mulyani pun angkat bicara.
Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menanggapi dengan dingin tudingan Prabowo. Ia menegaskan selama ini pemerintah berusaha untuk menurunkan kesenjangan ekonomi antara masyarakat kaya dan miskin.
Saat ini masyarakat miskin juga bisa merasakan kekayaan negara.
“Waktu Indonesia mengalami angka kesenjangan yang meningkat di 0,41 persen dilakukan upaya untuk terus memperbaiki agar kesenjangan tidak makin melebar. Negara-negara di Amerika Latin waktu itu bahkan bisa di atas 0,5 persen,” ujar Sri Mulyani di STAN, Tangerang Selatan, Minggu (18/11) kemarin.
Baca Juga:
- Pemikiran dan Gagasan Ma’ruf Amin dalam Konsep Arus Baru Ekonomi Indonesia
- OJK Sebut Penguatan Rupiah Bukti Investor Percaya dengan Ekonomi Indonesia
- Sektor Pariwisata Indonesia sebagai Kekuatan Ekonomi Utama Serta Penghasil Devisa Terbesar
Sri Mulyani yang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan upaya pemerintah itu berbagai macam. Dari sisi perpajakan, masyarakat kaya dengan miskin akan dibedakan besaran nilai pajaknya.
Itu artinya masyarakat kaya akan membayar pajak lebih besar dibandingkan masyarakat miskin. Sedangkan, masyarakat miskin akan dibantu pemerintah untuk pembayaran pajaknya.
“Selain itu, 40 persen masyarakat terbawah itu mendapatkan intervensi banyak sekali. Mulai dari dana desa, PKH, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, bidik misi dan raskin yang sekarang jadi bantuan langsung non tunai,” terangnya.
“Itu kan dipakai terutama untuk yang 40 persen terbawah. Ini lah yg akan kita perbaiki terus,” sambungnya.
Dengan upaya tersebut, Sri Mulyani mengklaim bahwa kesenjangan masyarakat Indonesia makin menurun. Dengan begitu, masyarakat yang tadinya miskin berbalik status menjadi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
“Sehingga dengan demikian gini koefisien kita makin turun 0,48 persen turun 0,41 persen dan jadi 0,38 persen,” imbuh dia.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: