Connect with us

WNI di Singapura Sambut Jokowi dengan Antusias

WNI di Singapura begitu antusias menyambut Presiden Jokowi dalam acara Temu Kangen.

Singapura – Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi memulai kunjungan dua harinya ke Singapura pada hari Rabu (6/9/2017) dengan bertemu anggota diaspora Indonesia yang berada di Singapura. Kedatangan Jokowi kali ini dalam rangka peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Singapura dan Indonesia. Dengan tajuk “Rising50” mengartikan sebuah penggabungan “RI” untuk Republik Indonesia, “Sing” untuk Singapura, dan 50 untuk ulang tahun jalinan hubungan diplomatik yang telah dibina Indonesia-Singapura selama ini.

Lebih dari 1.800 warga Indonesia yang berada di Singapura menghadiri pertemuan yang berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Kedatangan Presiden Jokowi dan istrinya Iriana dalam acara yang bertajuk “Temu Kangen Presiden RI dan Ibu Negara”, disambut meriah oleh para WNI yang banyak berpakaian tradisional terbaik mereka.

Dalam sambutannya, Jokowi, menyampaikan nasihat kepada para WNI agar menjaga persatuan dan kesatuan walau jauh dari Tanah Air dan mereka harus bangga dengan negara mereka dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang benar. “Jangan kita gampang diadu domba, gampang dipecah belah,” ujar Jokowi.

Jokowi juga berpesan agar para WNI harus pandai dalam memanfaatkan media sosial seperti Instagram, video blog, Facebook untuk hal positif. Dan jikalau berkomentar yang santun, bicara yang baik dan positif, jangan suka saling menjelekkan dan mengadu domba.

“Saya ingin mengingatkan semua orang untuk bersatu Jika Anda menggunakan media sosial, gunakan untuk tujuan positif, jangan terlibat dalam pertengkaran,” katanya.

Presiden Jokowi tak lupa memaparkan mengenai kemajuan berbagai pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Jalan Tol Trans-Sumatraa, pembangunan jalur kereta api di Sulawesi serta Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara yang sudah mencapai penyelesaian 77 persen.

Di depan 1.800an WNI yang hadir, Jokowi menyatakan Indonesia harus memiliki pelabuhan yang lebih besar dibanding Singapura untuk menunjukkan Indonesia memiliki daya saing. “Kalau Singapura punya pelabuhan besar, kita harusnya punya yang lebih besar,” kata Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara besar. “Negara kita negara besar dengan jumlah penduduk 250 juta lebih, 17.000 pulau, tidak ada negara yang memiliki pulau sebanyak Indonesia,” ujarnya.

Ia menyebutkan Indonesia juga memiliki 714 suku dibanding Singapura yang hanya memiliki sekitar empat suku. Juga ada 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, dan 1.100 bahasa daerah. “Kalau ada gesekan kecil wajar saja karena kita bangsa Indonesia yang besar, tapi memang harus cepat diselesaikan,” katanya.

WNI yang berada di Singapura pun sangat antusias atas kedatangan Jokowi kali ini, gemuruh tepuk tangan kerap terdengar mulai dari Jokowi tiba sampai saat ia memberikan sambutan. Beberapa WNI terlihat tidak dapat menahan kegembiraannya saat bertemu dengan Presiden Jokowi untuk pertama kalinya.

“Dia adalah pemimpin yang sangat baik, dia memiliki penampilan yang tenang dan bahagia, saya sangat senang karena saya bisa melihat lebih dekat Presiden Jokowi,” kata WNI bernama Atik Setiamurti yang telah berada di Singapura selama 12 tahun.

Seperti biasanya, dalam pertemuan kali ini Presiden Jokowi juga sempat mengundang sejumlah hadirin untuk naik ke panggung dan memberikan kuis berhadiah sepeda. Terlihat begitu gembiranya para WNI tersebut karena hal ini merupakan momen yang hampir jarang terjadi bisa bertemu Presiden Joko Widodo secara langsung.

 

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya